Beras pratanak merupakan beras yang dihasilkan dari gabah yang telah 
mengalami penanakan secara parsial. Menurut Foster-Powell dkk, (2002), beras 
pratanak mempunyai IG yang lebih rendah dibandingkan beras giling biasa.
Pembuatan beras pratanak merupakan proses yang unik, karena tahap pengolahan 
dimulai saat beras masih berwujud gabah. Teknologi ini dapat juga menjadikan 
beras pulen ber-IG rendah.
Proses pengolahan beras pratanak meliputi proses perendaman, 
penanakan, pengeringan, dan penggilingan. Beras direndam dengan air dengan 
suhu ruangan selama 32 jam. Kemudian ditanak dengan tekanan 0,8 kg/cm2G
(117oC), 1,5 kg/cm2G (127oC), dan 2,0 kg/cm2G (133oC) selama 20 menit. Setelah 
itu gabah didinginkan kemudian dikeringkan. Gabah yang telah kering kemudian 
digiling.
Beras yang dihasilkan dari proses pratanak selanjutnya dianalisa 
kualitasnya meliputi analisa kadar air, daya cerna pati, indeks glikemik, dan daya 
tahan giling. Pengujian kualitas beras pratanak diperoleh kadar air optimum 
setelah proses pratanak untuk bahan baku 9,042%, setelah perendaman 28,32%, 
dan setelah proses pratanak 9,38%. Daya cerna pati yang diperoleh dengan 
metode in vitro beras tanpa pratanak sebesar, pratanak dengan tekanan 0,8 
kg/cm2G (117oC), 1,5 kg/cm2G (127oC), dan 2,0 kg/cm2G (133oC) sebesar 80%, 
73%, 46%, 45%. Sedangkan indeks glikemik rata – rata yang diperoleh yaitu 
56,14, 53,09, 46,51, dan 43,89. Untuk daya tahan beras terhadap penggilingan 
sebesar 59,49%, 62,56%, 70,95%, dan 80,14%.
Dari penelitian yang kami lakukan, proses pratanak dapat menurunkan 
nilai indeks glikemik dan daya cerna pati sehingga beras pratanak yang kami 
hasilkan dapat digunakan sebagai makanan alternatif yang aman untuk penderita 
diabetes mellitus. Produk beras pratanak yang kami buat telah memiliki 
karakteristik yang sama dengan produk komersial, sehingga beras pratanak ini 
dapat dipasarkan kepada masyarakat.
Hasil evaluasi ekonomi didapat bahwa produk dengan kapasitas 2,9
ton/bulan yang memiliki harga jual Rp. 15.000 sehigga dapat bersaing dengan 
produk komersial dan memiliki peluang serta pengembangan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM).