Latar belakang : Fraktur tibial plateau merupakan sekitar 1?ri seluruh fraktur pada orang dewasa. Analisa fraktur ‘bicondylar’ (AO-OTA tipe C) menunjukkan adanya fragmen posteromedial pada 30% sampai 65% fraktur. Standar emas penanganan fraktur tibial plateau adalah dengan ORIF, salah satunya menggunakan T-plate stainless steel 316L pada sisi medial. Desain T-plate tidak memungkinkan untuk fiksasi fragmen posterior dengan adekuat. Lotus plate stainless steel 316L yang memiliki sifat unitype memiliki desain yang memungkinkan menjangkau fragmen posterior. Penelitian ini diadakan untuk membandingkan secara objektif cakupan geometri fiksasi dan properti mekanik bending kedua plate.
Metode: Studi percobaan terkendali dengan dua kelompok perlakuan dengan masing-masing diambil dua buah sampel untuk uji luas cakupan geometri fiksasi dan tiga buah sampel untuk uji properti mekanik. Uji luas cakupan geometri fiksasi dengan melakukan fiksasi tiap sampel terhadap sawbone, hasilnya dihitung menggunakan formula Bretschneider kemudian dibandingkan. Uji properti mekanik dengan bending 4-titik menggunakan mesin uji universal ”WOLPERT” dalam konfigurasi standar ASTM F 382-99, hasilnya dianalisa menggunakan t test dengan tingkat kepercayaan 95% (p<0>Hasil: Hasil t test untuk bending stiffness didapatkan p = 0,0019 dan untuk bending strength didapatkan p = 0,0059. Sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna baik untuk properti mekanik bending antara Lotus plate proksimal tibia dengan T-plate tibia (p < 0>Kesimpulan: Lotus plate proksimal tibia stainless steel 316L memberikan fiksasi yang lebih adekuat terhadap fragmen posterior pada fraktur tibial plateau dibandingkan dengan T-plate tibia stainless steel 316L dengan properti mekanik bending Lotus plate stainless steel 316L lebih besar dibandingkan T-plate tibia stainless steel 316L.
Kata kunci: Tibial plateau, Fiksasi plate, Fragmen posterior, Properti mekanik.