×
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses pembentukan basis Setia
Hati, simbol dan interaksi sosial yang terjadi di Nglandung dan Kajang Kota
Madiun . Jenis Penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan Fenomenologi.
Pengumpulan data menggunakan observasi partisipasi, wawancara mendalam,
studi kepustakaan, dan dokumentasi. Informan Penelitian ini adalah Warga Setia
Hati, Pelatih dan Warga Kampung. Penelitian ini mengenai sebuah organsasi
Pencak Silat Setia Hati Winongo Tunas Muda dan Setia Hati Terate yang kemudian
berkembang dan mengakar dalam kehidupan masyarakat di daerah Nglandung dan
Kajang Kota Madiun. Menggunakan teori konstruksi sosial Berger dan Lukman
dengan tiga proses penting yang harus dipahami secara simultan. Ketiga momen itu
adalah eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Proses tersebut kemudian
dianalisis. Teknik analisis data dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan konstruksi realitas sosial berbicara
mengenai kenyataan dan realitas dimana setiap manusia harus memahami bahwa
kehidupan mereka dikonstruksi secara terus menerus. Proses Eksternalisasi di
Nglandung terbentuk ketika warga SH Winongo Tunas Muda yang merasa daerah
lingkungannya terganggu oleh konflik dan kekerasan yang terjadi. Proses
Eksternalisasi di Kajang terbentuk ketika warga SH Terate di kajang sudah banyak
meskipun disahkan / latihan awalnya diluar Kajang. Proses Obyektifasi mereka
tunjukkan dengan bagaimana mereka menyadari bahwa sebagai warga Setia Hati
haruslah latihan secara sungguh-sungguh dan loyal terhadap organisasi. Rangkaian
proses Internalisasi tersebut kemudian membawa kejayaan untuk Kota Madiun
dengan citranya sebagai Kampung Pesilat. Representasi kelompok perguruan
pencak silat yang aktif memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya
dalam hal ini adalah masyarakat kota secara luas sehingga membentuk alur pikir
masyarakat yang mencintai Pecak Silat.