Latar belakang: Lumbar Foraminal Stenosis (LFS) dapat mengurangi fungsi dan kualitas hidup pasien secara nyata. Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan sarana penunjang yang umum dipakai untuk menegakkan diagnosis dan derajat stenosis. Namun, tidak semua pasien dengan gejala LFS menunjukkan hasil MRI yang positif. Lee Score umum dipakai untuk mengukur derajat LFS pada MRI sagittal.  Untuk menilai disabilitas dan skor fungsional pada pasien LFS, diantaranya dapat menggunakan Japanese Orthopaedic Association Back Pain Evaluation Questionnaire (JOABPEQ) dan Oswestry Disability Index (ODI). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara derajat LFS pada gambaran MRI sagittal dengan kualitas hidup pada pasien dengan LFS.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analisis observasional pada 25 pasien dengan gejala klinis LFS. Pasien diminta mengisi kuisoner JOABPEQ dan ODI, lalu dilakukan evaluasi MRI lumbal sagittal untuk menetukan derajat Lee Score, kemudian dilakukan uji korelasi terhadap data yang didapat.
Hasil : Penelitian ini menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara Lee Score dengan JOABPEQ dan ODI. Koefisien korelasi antara Lee Score dan JOABPEQ sebesar 0.916 untuk faktor LBP (Low Back Pain); 0.944 untuk faktor LF (Lumbar Function); 0.879 untuk faktor WA (Walking Ability); 0.930 untuk faktor SLF (Social Life Function); dan 0.897 untuk faktor MH (Mental Health). Sedangkan koefisien korelasi antara Lee Score dan ODI sebesar 0.723 dengan niolai signifikansi 0.00 (p < 0>Kesimpulan: Derajat LFS berdasar Lee Score memiliki korelasi yang signifikan dengan derajat disabilitas menggunakan JOABPEQ dan ODI. JOABPEQ mempunyai korelasi terhadap Lee Score yang lebih signifikan dibandingkan dengan ODI
Kata kunci : Lumbar Foraminal Stenosis, Lee Score, JOABPEQ, ODI