Abstrak

Kebutuhan  pangan  akan  beras  di  Indonesia  semakin  meningkat  sehingga perlu  adanya  usaha  peningkatan  produksi  padi.  Gulma  merupakan  salah  satu faktor pembatas dalam peningkatan  produksi padi. Sistem  olah tanah konservasi rerkait sangat erat dengan herbisida karena herbisida diperlukan sebagai pengganti olah  tanah  untuk mematikan  sisa tanaman  sebelumnya  dan membersihkan  lahan dari gulrna. Aplikasi macam Herbisida yang efektif dan efisien diperlukan untuk menjamin suistainabilitas dari lahan.
Penelitian  bertujuan  untuk mengetahui pengaruh aplikasi macam herbisida pada budidaya sistem  olah  tanah  konservasi, khususnya untuk pertumbuhan dan hasil padi. Penelitian ini dilaksanakan di sawah Mojolaban, Sukoharjo dari bulan Agustus 2002 sampai bulan Desember 2002. Penelitian ini mernpakan percobaan faktorial  dengan  rancangan  split plot  yang  terdiri  dari 2  faktor  dan  3  ulangan.
Faktor penama adalah sistem olah tanah, yang terdiri dari sistem olah tanah konservasi  (TO)  dan  sistem  olah  tanah  sempuma  (Tl).  Faktor  kedua  adalah aplikasi    macam   herbisida,    yang   terdiri    dari   MO    (tan pa   herbisida),    MI (lsoprofilamina  glifosat  240 g/1, dosis 6 I/ha),  M2 (lsoprofilamina glifosat  240 g/1 + isoprofilamina  2,4-D  I  05 g/1,  dos is  6 I/ha),  M3 (Glifosat  480 g/1,  dosis 3 I/ha) dan  M4 (Paraquat  400  g/1, dosis  3  I/ha), dan  penyemprotan  dilakukan  IO  hari sebelum  tanam.  Analisis  data  dengan  menggunakan  analisis  ragam,  bila  ada pengarnh dilanjutkan dengan uji DMRT 5  %.
Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  perlakuan  sistem  olah  tanah  dan aplikasi macam  herbisida menyebabkan pergeseran komposisi gulma.  Perlakuan aplikasi  macam herbisida  aman bagi pertumbuhan tanaman  padi. Perlakuan  olah tanah  konservasi  tidak  berbeda  terhadap  pertwnbuhan  dan  hasil tanaman  padi dibandingkan perlakuan olah tanah sempuma. Perlakuan herbisida lsoprofilamina glifosat 240 g/1  + isoprofilamina 2,4-D  I 05 g/1  pada sistem olah tanah  konservasi memberikan  hasil  yang  lebih  baik  pada  komponen  jumlah   anakan  produktif (15,8), berat gabah per malai (2,848 g), dan hasil gabah (6, 234 ton/ha). Terjadi peningkatan  hasil  gabah sebesar  19,95  % dibandingkan pada sistem  olah tanah sempurna tanpa herbisida.