×
PENGUASAAN KEMAMPUAN TUTUR PASIEN PASCA-STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) DOKTER MOEWARDI SURAKARTA ABSTRAK 2007. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah: (1) bagaimanakah penguasaan kemampuan melafalkan kosakata dalam Bahasa Indonesia pada pasien pasca-stroke? (2) Bagaimanakah penguasaan kemampuan berkomunikasi pasien pasca-stroke dalam upaya berinteraksi dengan mitra tuturnya? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Populasi penelitian ini semua pasien pasca-stroke yang ada di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan penguasaan kemampuan melafalkan kosakata dalam bahasa Indonesia pada pasien pasca-stroke. (2) Mendeskripsikan penguasaan kemampuan berkomunikasi pasien pasca-stroke dalam upaya berinteraksi dengan mitra tuturnya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simak bebas libat cakap. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan teknik kualitatif, sedangkan pada tahap evaluasi digunakan pola pikir induktif dengan memulai dari fakta-fakta khusus kemudian ditarik simpulan yang bersifat umum. Dari analisis dapat disimpulkan beberapa hal: (1) Penguasaan bahasa yang terjadi pada pasien pasca-stroke mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi normal. Hal ini tampak pada hilangnya beberapa kosakata yang pernah dikuasainya. Namun setelah mengikuti terapi wicara, pada beberapa pasien, menampakkan banyak kemajuan, terbukti pasien dapat menggunakan kosakata subtitut untuk menyebut kosakata yang dimaksud. (2) Dalam hal berbicara, pasien juga menunjukkan banyak perubahan. Perubahan ini dikarenakan oleh rusaknya salah satu organ wicara. Misalnya saja bentuk bibir bawah tertarik ke sisi kiri atau kanan, perot, mulut menganga dan sebagainya. Hal ini disebabkan oleh kelumpuhan yang dialami pasien. Bentuk-bentuk inilah yang pada akhirnya menyebabkan gangguan dalam berbicara. (3) Kosakata yang dikuasai pasien pasca-stroke bervariasi, tergantung bagian yang mengalami gangguan. Pada kasus yang penulis amati, gangguannya terletak pada pelafalan konsonan getar /r/, pelafalan fonem /s/, intonasi, dan pengaturan nafas saat berbicara.