×
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola pemberdayaan
masyarakat dalam mengelola IPAL Komunal di kota Surakarta. Penelitian ini
menggunakan Teori Aksi dan Fungsionalisme Struktural dari Talcott Parsons.
Teori ini menjelaskan bahwa adanya seorang actor yang melakukan suatu cara dan
teknik dalam mencapai tujuannya. Serta adanya skema AGIL dalam pembentukan
suatu system yang saling memiliki keterkaitan datu sama lain. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data yang
digunakan merupakan sumber data primer dan skunder, dengan teknik
pengumpulan data observsi non partisipan, wawancara mendalam dan
dokumentasi. Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah purposive
sampling. Untuk menentukan keabsahan atau validitas data yang diperoleh,
peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber. Analisis data dalam penelitian
ini dillakukan secara interaktif yang meliputi: reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemberdayaan dilakukan oleh
pemerintah kota Surakarta dalam bentuk pengelolaan IPAL Komunal oleh
masyarakat. Pemerintah melalui DPU dan DLH kota Surakarta memberdayakan
masyarakat untuk mengelola IPAL Komunal dari tahap perencanaan
pembangunan, proses pembangunan dan proses pengelolaan IPAL Komunal.
Program IPAL Komunal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya masyarakat yang
membuang limbah cair ke sungai karena sanitasi yang kurang baik dan
pemahaman masyarakat terhadap sungai sebagai tempat pembuangan limbah.
Pemberdayaan masyarakat digunakan untuk mengelola IPAL Komunal agar
masyarakat lebih peduli dan memperhatikan lingkungannya sendiri. Dalam
melakukan pemberdayaan masyarakat terdapat empat pola pemberdayaan, yaitu :
Peran Aktor, Pola Kelembagaan, Pola Partisipasi masyarakat, dan Pola Jaringan
Sosial. Dalam proses pemberdayaan masyarakat terdapat beberapa tahap
pemberdayaan, yaitu Tahapan Pemungkinan, penguatan, perlindungan,
penyokongan, dan pemeliharaan. Dalam melaksanakan pengelolaan IPAL
Komunal oleh masyarakat juga mengalami beberapa kendala yang dihadapi dalam
masa perencanaan, pembangunan dan pengelolaannya yaitu, kendala dari warga
dan kendala dari luar. Kendala dari warga berupa penolakan pembangunan di
Kampung Dabagsari, keterlambatan warga membayar iuran, kurangnya partisipasi
warga Kampung Batik Laweyan dalam mengelola IPAL komunal. Kemudian
kendala dari luar warga, berupa IPAL komunal yang sering rusak, dan adanya
limbah cair dari lokasi lain.
Kata Kunci : IPAL Komunal, Pemberdayaan Masyarakat, Lingkungan,
Partisipasi.