Penulis Utama | : | Haslina |
NIM / NIP | : | T651508002 |
ABSTRAK
Rambut jagung merupakan bagian dari tanaman jagung yang belum dimanfaatkan secara efektif, karena dianggap sebagai limbah, namun sebenarnya diketahui mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi pangan fungsional karena mengandung senyawa bioaktif dan antioksidan alami yang tinggi dalam jumlah berbeda dan proporsinya tergantung pada varietas jagung. Pemanfaatan rambut jagung menguntungkan kesehatan salah satunya untuk anti hiperkolesterolemia.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Menganalisis karakteristik kimia dan fitokimia bubuk rambut jagung lokal dari tiga varietas yang berbeda, 2) Menganalisis karakteristik kimia dan fitokimia ekstrak bubuk rambut jagung pada jenis varietas, jenis pelarut, konsentrasi pelarut, rasio (bahan:pelarut), suhu dan waktu ekstraksi menggunakan Response Surface Methodology (RSM), dan 3) Menganalisis mekanisme komponen bioaktif di dalam ekstrak bubuk rambut jagung terhadap profil lipid tikus Sprague Dawley secara in vivo.
Penelitian dibagi menjadi tiga kajian yaitu kajian I tentang karakteristik kimia dan fitokimia bubuk rambut jagung lokal dari tiga varietas berbeda dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor (varietas Bisma, Arjuna, dan Srikandi Putih) dengan 6 kali ulangan. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis statistik menggunakan Anova dengan tingkat signifikansi 95% dan apabila ada perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Parameter yang diamati yaitu karakteristik kimia dan fitokimia. Kajian II tentang optimasi ekstraksi bubuk rambut jagung lokal dari tiga varietas berbeda menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 faktor dan 2 kali ulangan yaitu rambut jagung lokal (varietas Bisma, Arjuna, dan Srikandi Putih), pelarut berbeda (air, metanol, etanol, dan etil asetat) dengan konsentrasi pelarut air, metanol (60; 70; dan 80 %), etanol (60; 70; dan 80%), dan etil asetat (60; 70; dan 80%), dengan rasio (bahan:pelarut) (1:5; 1:10; 1:15 (w/v), dan 1:20 (w/v). Masing-masing ekstrak bubuk rambut jagung dianalisis karakteristik kimia (air, abu, protein, lemak dan karbohidrat) dan fitokimia (total fenol, total flavonoid, beta sitosterol, dan aktivitas antioksidan). Hasil penelitian diolah dengan software Modde 5 dengan program Response Surface Metodology (RSM) untuk mengetahui konsentrasi optimum ekstrak bubuk rambut jagung. Pada tahap kedua hasil terbaik dari tahap pertama dikombinasikan dengan suhu dan lama waktu ekstrak bubuk rambut jagung untuk mendapatkan kondisi optimum menggunakan program Response Surface Metodology (RSM). Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan 3 kali ulangan. Rambut jagung lokal varietas Bisma, konsentrasi pelarut 80%, dan rasio (1:20) diekstrak dengan lama waktu (60; 70; 80; dan 90) menit dan suhu 40; 50; 60; dan 70°C. Masing-masing ekstrak rambut jagung dianalisis karakteristik kimia (air, abu, protein, lemak, dan karbohidrat) dan fitokimia (total fenol, total flavonoid, beta sitosterol, dan aktivitas antioksidan). Parameter yang diamati yaitu karakteristik kimia dan fitokimia. Pada kajian III tentang ekstraksi bubuk rambut jagung terhadap profil lipid tikus putih jantan Sprague Dawley secara in vivo. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor dengan 3 kali ulangan yaitu kelompok I mendapat pakan standar, kelompok II mendapatkan induksi hiperkolesterolemia, kelompok III mendapatkan induksi pakan tinggi lemak dan obat simvastatin, kelompok IV induksi hiperkolesterolemia dan ekstrak rambut jagung dosis 2,25 mg; kelompok V induksi hiperkolesterolemia dan ekstrak rambut jagung dosis 4,5 mg; dan kelompok VI induksi hiperkolesterolemia dan ekstrak rambut jagung dosis 6,75 mg. Data dinyatakan sebagai rata-rata±standar deviasi (SD). Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis statistik menggunakan Anova dengan tingkat signifikansi 95% dan apabila ada perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Parameter yang diamati meliputi : asupan pakan, berat badan tikus, profil lipid meliputi total kolesterol, kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigliserida. Pengukuran profil lipid dilakukan pada hari ke 0, 7, 14, dan 21.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, bubuk rambut jagung terbaik pada varietas Bisma dengan rendemen, kadar protein, dan lemak masing-masing sebesar 11,65%±0,19; 17,70%±0,47; dan 0,30%±0,02; serta kandungan total fenol, total flavonoid, beta sitosterol, dan aktivitas antioksidan masing-masing sebesar 8262,93±178,59 µgGAE/g; 236,03±8,37 µgGAE/g; 1343±78,44 ppm; dan 73%±1,09. Secara visual varietas Bisma memiliki warna rambut jagung cenderung coklat tua dengan panjang rambut jagung 14-27 cm. Optimum ekstrak bubuk rambut jagung pada varietas Bisma, pelarut metanol, konsentrasi pelarut 80%, dan rasio (1:20) dengan kandungan kimia (serat larut sebesar 0,85%; serat tidak larut sebesar 0,60%; total serat sebesar 1,45%; kadar air sebesar 2,96%; kadar abu sebesar 3,26%; kadar protein sebesar 15,98%; kadar lemak sebesar 0,12%; dan kadar karbohidrat sebesar 77,70%) dan fitokimia dengan kandungan serta kandungan fitokimia (total fenol sebesar 1255,53 ?gEAG/g; total flavonoid sebesar 123,33 ?gEAG/g; aktivitas antioksidan sebesar 32,30%; dan beta sitosterol sebesar 425,35 ppm). Optimum ekstrak bubuk rambut jagung pada suhu 40oC dan lama waktu waktu 60 menit. Pada kondisi ini dihasilkan kandungan kimia (serat larut 0,80%; serat tidak larut 0,58%; total serat 1,38%; kadar air 2,36%; kadar abu 2,50%; kadar lemak 1,29%; kadar protein 16,93%; dan kadar karbohidrat 78,20%), serta kandungan fitokimia (total fenol 5342,4 µgGAE/g; total flavonoid 167,4 µgGAE/g; beta sitosterol 996,53 ppm; dan aktivitas antioksidan 50,41%). Ekstrak bubuk rambut jagung terbaik pada hari ke-21 dengan perlakuan P1 dosis 2,25 mg, diperoleh penurunan kadar kolesterol total sebesar 33,68% (126,23 mg/dl menjadi 83,71 mg/dl), penurunan kolesterol LDL sebesar 53,88% (70,39 mg/dl menjadi 32,46 mg/dl), peningkatan kolesterol HDL sebesar 42,92% (39,70 mg/dl menjadi 69,56 mg/dl), dan penurunan trigliserida sebesar 35,39% (107,20 mg/dl menjadi 69,26 mg/dl), serta rerata asupan pakan sebesar 2,39 g dengan rerata berat badan tikus sebesar 212 g.
Diharapkan dari ketiga varietas lokal rambut jagung, varietas Bisma bubuk rambut jagung dapat dikembangkan sebagai sumber gizi dan komponen bioaktif untuk mengkonversi limbah rambut jagung menjadi produk yang memiliki nilai tambah.
Kata kunci : rambut jagung, bubuk, ekstrak, kimia, fitokimia, profil lipi
Penulis Utama | : | Haslina |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | T651508002 |
Tahun | : | 2019 |
Judul | : | Potensi Rambut Jagung (Corn Silk) Lokal sebagai Alternatif Pangan Fungsional Anti Hiperkolesterolemia |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - Pascasarjana - 2019 |
Program Studi | : | S-3 Ilmu Pertanian |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS-Pascasarjana Program Doktor Ilmu Pertanian-T651508002-2019 |
Kata Kunci | : | |
Jenis Dokumen | : | Tesis |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Prof.Dr.Ir.Bambang Pujiasmanto, MS |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | |
Fakultas | : | Sekolah Pascasarjana |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|