ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi petani di Kecamatan Nguter sebelum tahun 1982, menjelaskan penerapan Revolusi Hijau di Kecamatan Nguter pada tahun 1982–1997, dan menjelaskan perubahan masyarakat di Kecamatan Nguter setelah penerapan Revolusi Hijau pada tahun 2000–2018. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian sejarah,yang meliputi langkah:
1. Heuristik, 2. Kritik Sumber, 3. Interpretasi, 4. Historiografi.
Hasil dari penelitian menunjukkan Revolusi Hijau ini mengalami keberhasilan dalam segi peningkatan hasil produksi pertanian. Keberhasilan ini didukung   dengan   adanya   sistem   pertanian   modern   meliputi   pola   tanam, pengolahan tanah, penggunaan varietas unggul, sistem irigasi, pemupukan, pengendalian hama terpadu dan pengelolaan pasca panen. Namun, penerapan Revolusi Hijau tidak diimbangi dengan peran KUD yang baik sehingga petani bergantung pada sistem tebasan dalam transaksi hasil produksi pertaniannya. Adanya sistem ini memberikan pengaruh terhadap berkurangnya jumlah penderep sehingga kesempatan kerja di sektor pertanian semakin sempit. Jumlah penduduk yang meningkat setiap tahun dengan dorongan ekonomi yang semakin tinggi menyebabkan penduduk  di Kecamatan Nguter mulai melirik sektor lain  yaitu perdagangan khususnya jamu. Selain itu, mereka melakukan migrasi ke kota-kota besar dan luar negeri. Oleh karena itu, untuk mengurangi jumlah penduduk yang melakukan migrasi maka Pemerintah Sukoharjo menetapkan Kecamatan Nguter sebagai kawasan industri yang menyediakan lapangan pekerjaan yang luas. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan Revolusi Hijau memberikan dampak terhadap migrasi penduduk akibat semakin menyempitnya kesempatan kerja sehingga terjadilah industrialisasi di Kecamatan Nguter sebagai upaya memperluas tenaga kerja.

Kata   Kunci:    Revolusi    Hijau   di    Kecamatan    Nguter,   Sistem    Tebasan, Industrialisasi