×
ABSTRAK
Kondisi masayrakat perbatasan Kalimantan dan Malaysia membutuhkan campur tangan pemerintah jika ingin masyarakat disana tetap berada di Indonesia. Nasionalisme bukan hanya dari diri pribadi suatu masyarakat melainkan ada campur tangan dari pemerintah, kondisi ekonomi adalah alasan utama beberapa rakyat pindah kewarganegaraan. Sulitnya transportasi pada daerah perbatasan berpengaruh dengan kondisi ekonomi yang berada di daerah perbatasan. Kondisi yang berada di negara tetangga lebih bagus ketimbang di negeri sendiri, dan menyebabkan banyaknya masyarakat keluar masuk dengan mudah ke Malaysia daripada pergi ke daerah sekitar perbatasan yang berada di Indonesia.
Objek yang diteliti adalah film Tanah Surga Katanya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna denotatif, konotatif, dan mitos yang terkandung dari tanda di dalam Film. Penelitian ini, menggunakan metode penelitian kualitatif. Pendekatan yang dipakai sebagai acuan dalam penelitian ini adalah pendekatan analisis semiotika dari Roland Barthes. Untuk mencari makna lebih dalam maka peneliti menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang meliputi denotasi, konotasi, kemudian mitos.
Hasil penelitian ini meliputi denotasi, konotasi, dan mitos yang ditunjukkan dalam film Tanah Surga Katanya yang menunjukkan makna nasionalisme dalam masyarakat yang terdapat dalam film: (1) Masyarakat perbatasan mengalami permasalahan perekonomian; (2) Nasionalisme yang hilang karena ekonomi yang buruk menyebabkan masyarakat pindah kewarganegaraan; (3) Kesetiaan tertinggi diserahkan kepada bangsa sebagai wujud nasionalisme Hasim (3) Kekurangan guru membuat murid daerah perbatasan hingga menyebabkan lupa lagu kebangsaan; (4) Menghargai dan menghormati bendera negara Indonesia Merah Putih mencerminkan nasionalisme yang tinggi; (5) Mempelajari lagu Indonesia Raya sebagai wujud nasionalisme.
Kata Kunci: Semiotika, Masyarakat, Perbatasan, Ekonomi, Nasionalisme