Abstrak

Tujuan  penelitian adalah  unruk  men.ingkarkan  basil belajar slswa, kualitas dan   sikap   siswa,   serta   perilaku    siswa   dalam   pembeJajaran   lompat   tinggi. Memberikan  motivasi siswa  melalui  pendekatan pembelajaran dengan penerapan model bermain   sehingga siswa lebih berminat,  senang, dan memahami  aktifitas lompat tinggi  sehingga  rujuan pembelajaran tercapai.
Penelitian   ini  menggunakan  metode  action  research  (tindakan   kelas).
Adapun subyek  adalah seluruh  siswa kelas V SD Negeri 02 Gedeg, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang, Tahun Ajaran 2010/2011. Jurnlah subyek yang digunakan  adalah sebanyak  31   siswa,  terdiri  dari  17  siswa  putra,  dan  14  siswa putri.

Data hasil penelitian  ini berupa  hasil  belajar siswa meogenai  kemampuan siswa dalam  pembelajaran lompar tinggi  dalam  setiap koadisi yaitu  kondisi awal, pembelajaran  pada  siklus   l,  dan  pembelajaran  pad.a siklus  ke  2.  Hasil  belajar siswa  berbeotuk   score  total  yang  diperoleh  siswa  dalam  penilaian   dari  setiap komponen    pembelajaran   lompat   tinggi.    Penilaian   d.iperoleh   melalui    lembar observasi  yang  diisi  I dinilai  oleh  peneliti  berdasarkan sikap  basil  belajar yang ditampilkan siswa  pada  saat  pelaksanaan tes.  Dari  hasil  penelirian  dapat  ditarik kesimpulan bahwa penerapan  penerapan  model bermain   yang sesuai dengan  Jatar belakang   permasalahan  dan   kriteria   siswa   pada   pembelajaran    lompat  tinggi mampu  men:ingkatkan basil perobelajaran siswa  pada materi lompat tinggi  secara optimal.  Terdapa:J. peningkatan  pada siswa dari kondisi awal ke siklus I  dan siklus 2, bai.k dari peningkatan nilai rata-rata maupun niJai ketuntasan hasiJ  belajar.  Nilai rata-rata kemampuan  aktifitas  lompat tinggi  pada  koodisi awal (67.77),  siklus  1 (70.97) dan siklus 2 (75.39), sehingga peningkatan  dari kondisi awal  ke siklus 2 sebesar (7 .62).  Dari banyaknya siswa sebesar 90.32% ::,,;:- 90% siswa yaitu 28 siswa IV dari   jumlah   keseluruhan 31    srswa   memiliki   nilai  di  atas   nilai   ketuntasan minimaVKKM (68.00).   Sedangkan pada  kondisi  awal  hanya   19 siswa  (61.29%) dari 31  siswa  yang  memiliki   nilai  di  atas  l(l(M (68.00).  ha]   ini  menunjukkan adanya peningkatan  ketuntasan  hasil belajar siswa sebesar 29.03 %  dari  kondisi awal