Kemampuan seseorang untuk menyelesaikan masalah atau menyerap informasi sudah pasti berbeda, ada yang cepat, sedang dan ada pula yang lambat. Hal tersebut dikarenakan ada siswa yang menggunakan langkah-langkah rutin dan ada pula yang menggunakan langkah-langkah tidak rutin. Siswa tersebut memiliki kegiatan mental yaitu berpikir analitis dan berpikir intuitif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Profil berpikir analitis siswa dalam pemecahan masalah dimensi dua; dan 2) Profil berpikir intuitif siswa dalam pemecahan masalah dimensi dua.

Penelitian ini berjenis kualitatif dan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kedungwaru Tulungagung pada semester genap tahun ajaran 2018/2019. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling, di mana siswa yang terpilih memenuhi kriteria: 1) Siswa yang mengikuti tes Matching Familiar Figure Test (MFFT) sebagai penilaian bahwa siswa akan masuk dalam pengelompokan jenis kognitif; 2) Siswa yang menjadi nomor urut pertama pada tingkatan di setiap jenis kognitif sebagai informan kunci (key informan); dan 3) Siswa yang hanya memiliki kelengkapan data selama penelitian, siswa yang tidak memiliki kelengkapan data akan diganti oleh siswa setingkatan yang lebih lengkap sebagai informan kunci. Dengan kriteria tersebut, subjek penelitian terdiri atas 18 siswa dari kelas XI MIPA 1. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode think aloud dengan didukung alat perekam suara. Validasai data dilakukan dengan triangulasi waktu, triangulasi sumber, dan member checking. Teknik analisis data dengan langkah-langkah: 1) mentranskripsi data, 2) menelaah data, 3) mereduksi data, 4) mengkategorisasikan data, 5) memvalidasi data, dan 6) menarik kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pada saat memahami masalah, membuat rencana, dan melaksanakan rencana, serta mengoreksi jawaban, Subjek Berpikir Analitis lebih menjelaskan dengan apa yang diketahui dalam bentuk bidang datar tanpa membuat rancangan yang dibuatnya supaya berjalan menuju apa yang ditanyakan dan tidak menjelaskan asal usul tentang menuliskan angka hingga nilai pada bidang datar yang digunakan sebagai hasil akhir dan tidak menghitung kebenaran jawaban yang diperoleh apakah angka-angka pada bidang yang terpakai benar atau salah. Bagian-bagian dari prosedur itu tidak terangkai menjadi kesatuan utuh. Aktivitas berpikir yang digunakan Subjek Berpikir Analitis memiliki sifat analitis yang disebut Analitis-Parsial; 2) Pada saat memahami masalah dan merencanakan solusi, Subjek Berpikir Intuitif membaca soal dan memperhatikan angka-angka yang diketahui dengan langsung menuliskan apa yang subjek pahami berdasarkan ilustrasi gambar pada bidang datar. Hal tersebut bersifat segera atau tiba-tiba. Ini merupakan salah satu model berpikir intuitif yang disebut Diagrammatic. Ketika melaksanakan rencana dan mengoreksi jawaban, Subjek Berpikir Intuitif menjelaskan hanya sebagian dari sebuah angka-angka yang akan menjadi pembanding sebuah bidang. Subjek juga tidak menjelaskan secara utuh mengenai angka yang menjadi salah satu kunci pada proses jawaban dan subjek hanya mengungkapkan prosesnya dan tidak menghitung hasil kebenaran jawaban yang diperolehnya. Hal tersebut menyebabkan terdapat lompatan-lompatan yang membuat kurang jelasnya dan beranggapan orang lain memahami prosedur menyelesaikan masalah tersebut. Hal ini berarti Subjek Berpikir Intuitif memunculkan ide yang merupakan salah satu model berpikir intuitif yang disebut Tacit.

Kata kunci: berpikir analitis, berpikir intuitif, gaya kognitif, gaya reflektif, gaya impulsif