×
ABSTRAK Dalam suatu keadaan sering dikehendaki agar beton lebih ringan, karena dengan ringannya beton diharapkan dapat mengurangi beban dan menghemat dimensi struktur secara keseluruhan sehingga biaya konstruksinya menjadi ekonomis. Salah satu hasil dari pengembangan beton adalah beton ringan. Selain itu dengan semakin banyaknya penggunaan beton dalam suatu konstruksi bangunan menuntut upaya penciptaan beton yang lebih baik mutunya. Ada beberapa cara untuk meningkatkan mutu beton diantaranya, dengan mengurangi nilai faktor air semen. Untuk menahan kelemahan beton ringan terhadap gaya tarik, beton diberi baja tulangan. Salah satu persyaratan dalam struktur beton bertulang adalah adanya lekatan antara tulangan dan beton sehingga apabila pada struktur beton tersebut diberikan beban tidak terjadi selip antara baja tulangan dan beton asalkan tersedia panjang penyaluran yang cukup. Panjang penyaluran adalah penanaman baja di dalam beton hingga kedalaman tertentu agar dapat menyalurkan gaya dengan baik. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen. Benda uji berupa silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm yang ditanam tulangan polos dengan diameter 10 mm dengan panjang penanaman 15 cm. Dengan variasi kait 45o; kait 90o; kait 180o dan tanpa kait (tulangan lurus). Untuk masing-masing variasi beton berjumlah 4 sampel. Pengujian dilakukan dengan cara bond pull out test yaitu menarik baja tulangan yang tertanam dalam silinder beton kemudian mencatat gaya yang dibutuhkan. Pengujian tersebut dilakukan pada umur beton 28 hari. Dari analisa diperoleh nilai kuat lekat paling besar pada variasi tulangan kait 180o dan nilai paling kecil pada variasi tulangan tanpa kait. Berdasarkan penelitian nilai panjang penyaluran paling besar pada variasi tulangan kait 180o dan nilai paling kecil adalah variasi tulangan tanpa kait. Kata kunci: beton ringan, baja polos, variasi kait, kuat lekat, panjang penyaluran.