ABSTRAK

Latar belakang: Dispepsia fungsional merupakan sindrom yang mencakup satu atau lebih dari gejala-gejala berikut: perasaan perut penuh setelah makan, cepat kenyang, atau rasa terbakar di ulu hati, yang berlangsung sedikitnya dalam 3 bulan terakhir, dengan awal mula gejala sedikitnya timbul 6 bulan sebelum diagnosis. Gejala-gejala tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang terutama saat memasuki fase usia remaja awal. Faktor pola   makan dipercaya merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam menimbulkan dispepsia fungsional pada remaja. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa penelitian mengenai hubungan antara pola makan dengan dispesia fungsional pada remaja SMP perlu dilakukan.

Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di SMPN 4 Surakarta, pada September 2017. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Subjek  penelitian  ini  adalah  siswa-siswi  kelas  VII-IX  berusia  12-15  tahun. Variabel terikat adalah dispepsia fungsional, sedangkan variabel bebasnya adalah pola makan. Data hasil penelitian ini dianalisis dengan uji Chi-Square (X2) dan Koefisien Kontingensi (C) (? = 0,05).

Hasil penelitian: Uji analisis Chi-Square menunjukkan nilai p =  0,000 (p<0>dan nilai Koefisien Kontingensi yang didapat adalah 0,464.

Simpulan penelitian: Hasil yang didapat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan dengan dispepsia fungsional dengan keeratan hubungan antara kedua variabel dalam kategori sedang.

Kata kunci: pola makan, dispepsia fungsional, remaja.