Penelitian ini mengkaji  tentang ketertarikan dan tanggapan mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB UNS angkatan 2016, terhadap proses alih wahana yang terjadi pada puisi HBJ karya SDD. Puisi HBJ dialihwahanakan oleh MAN ke dalam bentuk komik yang kemudian dimuat Kompas pada Juni 2011.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana ketertarikan mahasiswa Program Studi FIB UNS angkatan 2016 terhadap puisi HBJ dalam bentuk komik? (2) Bagaimana tanggapan mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB UNS angkatan 2016 terhadap alih wahana yang terjadi dalam karya sastra HBJ?. Pembatasan masalah (1) Mengetahui ketertarikan mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNS angkatan 2016 dengan memandang karya sastra tidak hanya bentuk puisi, cerpen, dan novel, namun komik juga dapat termasuk di dalamnya. (2) Mengetahui tanggapan mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNS angkatan 2016 terhadap adanya proses alih wahana yang terjadi dalam karya sastra HBJ.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan kualitatif deskriptif. Data kuantitatif yang dimaksud adalah jumlah dan persentase hasil analisis kuesioner, sedangkan data deskriptif yang dimaksud adalah berupa kumpulan kata-kata mengenai penjelasan suatu masalah yang diangkat   peneliti.   Penggunaan   dua   metode   tersebut   dapat   dikombinasikan sehingga menemukan hasil atau jawaban dari permasalahan. Dalam penelitian ini metode kuantitatif digunakan untuk mengolah data hasil kuesioner dan metode kualitatif digunakan untuk menganalis serta menjabarkan hasil dari metode kuantitatif.
Simpulan dari penelitian ini adalah (1) Mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNS  pada dasarnya  tertarik  pada puisi  dan  komik  HBJ  meski  pada awalnya sebagian besar dari mereka tidak mengetahui adanya alih wahana puisi HBJ ke dalam  bentuk  komik.  (2) Mahasiswa Sastra  Indonesia  angkatan 2016  sepakat bahwa adanya proses alih wahana HBJ bukan merupakan kesalahan ataupun kemunduran  dalam  berkarya  dan  proses  kreatifitas  menulis,  tapi  proses  alih wahana dapat dijadikan sebagai gambaran tentang kemajuan kepenulisan di era globalisasi agar karya sastra selalu berkembang dan tidak ketinggalan jaman