×
Konstruksi Sosial Cantrang (Studi FenomenologiPada Nelayandi Pantai Pelabuhan Perikanan Kabupaten Batag Jawa Tengah). TESIS. Pembimbing I. Drs. Y. Slamet, M.Sc, Ph.D, Pembimbing II. Dr. Drajat Tri Kartono, M.Si. Program Studi Pascasarjana Sosiologi Universitas Sebelas Maret.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan proses awal konstruksi sosial cantrangbersamaan denganmasuknyateknologi alat tangkap ikan ramah lingkungan. Penelitian ini dilakukan padanelayan di Pantai Pelabuhan Perikanan Kabupaten Batang Jawa Tengah. Metode penelitian dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisisdatadalam penelitian ini menggunakantahap-tahap analisis data fenomenologi yaitu: bracketing off, horizonalizing,dan tipifikasi.Adapun fenomena konstruksi sosial cantrang dijelaskan menggunakan pendekatan teori konstruksi sosial Peter Berger dan Luckman, besertakonsep konstruksi sosial teknologi atau the social construction of technology(SCOT)untuk mempertajam pembahasan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan Mayoritas nelayan di PPP Kabupaten Batang adalah nelayan pengguna cantrang. Cantrang merupakan alat tangkap yang telah digunakan secara turun-temurun dan menjadi budaya yang tidak dapatdilepaskan dari kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan di PPP Batang. Adapun prosesnya berlangsung melalui momenekternalisasi(masuknya cantrang), objektivasi(proses belajar dan mencoba menggunakan selama 5 Tahun), dan internalisasi(cantrang menjadi aktif dan produktif). Proses dialektika ketiga momentersebut, menjadikan cantrang sebagai alat tangkap yang melekat pada pola-pola kebiasaan(modal kultur) nelayandi Pantai Pelabuhan Perikanan Batang, serta terdapat pula modal struktur dan agen yang mempengaruhui aktivitas perikanan di PPP Batang. Adapun Proses Pengembangan dan penggunaan alat tangkap ikan ramah lingkungan seperti penggunaan Gill netmerupakan suatu kontruksi alat tangkap barubagi nelayan pengguna cantrang. Selain harga alat yang mahal, mayoritas nelayan masih awamterhadap penggunaan alat tangkap yang disinyaliir ramah lingkungan tersebut. Pada tahap relevan social groupproses pengembangan alat tangkap ramah lingkungan dilakukan melalui sosialisasi dan padaseluruhkelompok nelayan pengguna cantrang. Pada tahap interpretative flexibility, nelayan bersama pihak Dinas Kelautan dan Perikanan belummelakukan kajianulangalat tangkap di wilayah Pantai Pelabuhan Perikanan Batang. Pada tahap Closure and stabilization, pihak Dinas Kelautan dan Perikanan berupaya memberikan alternatif solusi pergantian alat tangkap dengan cara memberikan bantuan modal dan alat tangkap pada kelompok nelayan pengguna cantrang dengan kapasitas kapal 5 GT. Namun upaya-upaya tersebut dinilai belum menjawab kebutuhan nelayan di PPP Batang, sehingga konstruksi alat pengganti cantrang belum berjalan secara simetri.Kata kunci: Konstruksi Sosial, Cantrang, Teknologi, Alat tangkap ikan ramahLingkungan.