Pembuatan infrastruktur  jalan merupakan salah satu penyumbang emisi green house gases (GHG) terbesar penyebab pemanasan global yaitu peningkatan suhu di bumi. Jalan daerah memiliki ruas terpanjang sehingga diprediksi menjadi salah satu penyumbang emisi GHG terbanyak. Berdasarkan data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, panjang jalan daerah di tahun 2014 adalah 346.299 km dengan kondisi jalan mantap adalah 57%. Data ini menunjukkan bahwa pembenahan jalan daerah cukup penting dengan menggunakan perkerasan kaku sebagai alternatif karena memiliki umur rencana yang cukup panjang dan perawatan yang relatif mudah. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui unit proses apa saja pada pembuatan perkerasan kaku yang melepaskan emisi GHG serta menganalisis unit proses mana yang menjadi titik kritis.

Penelitian ini melakukan analisis untuk menghitung emisi GHG yang dilepaskan pada pembuatan perkerasan kaku di jalan daerah menggunakan metode Life Cycle Asessment. Metode LCA digunakan untuk mengetahui pelepasan emisi GHG pada setiap unit proses yang kemudian dikonversikan dengan aplikasi TRACI 2.1. Namun pada penelitian kali ini hanya meninjau tahapan produksi material dan konstruksi perkerasan kaku.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa titik kritis pada pembuatan perkerasan jalan kaku terletak pada proses produksi portland cement yang menyumbang sekitar 57,88 % emisi GHG dari total keseluruhan tahapan produksi material dan konstruksi pada perkerasan jalan kaku. Untuk itu perlu dilakukan upaya dalam menekan emisi GHG pada proses produksi portland cement untuk mendukung tercapainya konstruksi perkerasan kaku yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. 

Kata Kunci: green house gases, Life Cycle Asessment, perkerasan kaku, jalan daerah ,TRACI 2.1.