×
Perhutani Pine Chemical Industry yang terletak di Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, merupakan kesatuan bisnis mandiri (KBM) yang di bentuk oleh Perhutani dibawah bagian komersial kayu dan non kayu yang di dalamnya terdapat beberapa divisi. PPCI Pemalang didirikan bermula dari suatu project bernama pabrik derivat gondorukem terpentin (PDGT).
Perhutani Pine Chemical Industry mengolah getah pinus menjadi derivat gondorukem dan terpentin. Perhutani Pine Chemical Industry memiliki 4 pabrik utama yaitu pabrik gondorukem dan terpentin (PGT), pabrik fraksinasi terpentin (PFT), pabrik gliserol rosin ester (PGRE) dan pabrik terpineol pinene (PTP). Kapasitas getah pinus yang diolah sebesar 24.500 ton/tahun, dengan produk antara lain, gondorukem 17.150 ton/tahun, terpentin 3.675 ton/tahun, ?pinene 6.000 ton/tahun, dipentene 1225 ton/tahun, GRE 18.000 ton/tahun, terpineol 1.800 ton/tahun, dan cineol 180 ton/tahun.
Penyediaan utilitas yang menunjang proses di Perhutani Pine Chemical Industry meliputi penyediaan air (air yang diolah berasal dari sumur deep well). Total air yang dihasilkan dari sumur deep well sekitar 672 m3/hari, yang di distribusikan untuk keperluan operasi di plant, antara lain : Service water plant 60 m3/hari, make up Couling Tower 322,35 m3/hari, penyediaan air umpan boiler 175,6 m3/hari. Penyediaan steam (dihasilkan oleh boiler yang menggunakan bahan bakar CNG atau Marine Fuel Oil (MFO) menggunakan 2 unit boiler dengan kapasitas masing-masing 4 ton/jam. Penyediaan udara tekan (berupa plant air, instrument air, dan gas N2). Unit penyediaan listrik (disuplai oleh PLN) 20 kV/hari (operasi pada plant 721 kW/hari, Utility 1273 kW/hari), PPCI Pemalang juga memiliki diesel engine generator kapsitas 450 kVA yang digunakan hanya pada saat keadaan mati listik dari PLN. Unit penyedia hot oil (diproduksi oleh TOH).
Pengolahan limbah di Perhutani Pine Chemical Industry dilakukan berdasarkan tipe dari limbah yang dihasilkan yaitu limbah cair dan padat. Untuk limbah cair, pengolahan dilakukan dengan unit waste water treatment process (WWTP). Limbah cair yang dihasikan sekitar 25 m3/hari. Limbah padat diolah dengan menggunakan metode 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle).
Analisa di laboratorium dilakukan untuk menjaga kualitas produk derivat gondorukem dan terpentin yang dihasilkan agar selalu memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan. Untuk mutu kualitas Gondorukem dari yang paling baik mutu U(X), mutu P (WW), mutu D (WG), mutu T (N), dibedakan berdasarkan sifat fisiknya.
Analisa data pada water treatment plant pada 1 Februari – 16 Februari performa alat kurang maksimal, setiap alat pada water treatment plant belum seluruhnya memenuhi standar. Data sampel air keluaran alat Softener kadar total hardness 19 ppm standarnya 15 ppm, Reversible Osmosis untuk kadar TDS 40 – 80 ppm standarnya 10 ppm, Mixed Bed kadar Silika 59,9 ppm standarnya 7,5 ppm. Faktor yang mempengaruhi performa alat seperti regenerasi resin yang tidak dilakukan secara optimal, dan waktu rinsing dan backwash yang tidak cukup untuk membersihkan resin.