×
Reproduksi ternak betina salah satunya tergantung pada siklus estrus ternak tersebut. Estrus yang tidak terdeteksi secara tepat akan mempengaruhi keberhasilan pengawinan alami maupun inseminasi buatan. Sinkronisasi estrus (SE) dilakukan untuk memudahkan recording dan penanganan reproduksi ternak sehingga dapat dilakukan penyerentakan pengawinan dalam waktu bersamaan dan tepat waktu estrus. Sinkronisasi estrus pada kambing umumnya dilakukan dengan menggunakan hormon PGF2? yang diinjeksikan secara intramuskuler pada femur sehingga memiliki jarak yang cukup jauh dengan ovarium tempat korpus luteum berkembang. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah membandingkan tampilan estrus Kambing Peranakan Etawa (PE) dalam program SE setelah diinjeksi hormon PGF2? secara intramuskuler (im) dan submukosa vulva (smv) menggunakan dosis berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016 sampai dengan bulan Februari 2017 bertempat di kandang CV. Sahabat Ternak yang beralamat di Kemirikebo RT 04/RW 07 Girikerto, Turi, Sleman, Yogyakarta. Penelitian menggunakan 15 ekor kambing PE betina berumur 2,5 tahun dan telah mengalami 2 kali partus. Hormon PGF2? yang digunakan yaitu Lutaprost. Desain penelitian ini Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan tiga perlakuan. Adapun perlakuannya adalah injeksi im dosis 0,6 ml per ekor sebagai kontrol (P0), injeksi smv dosis 0,6 ml per ekor (P1) dan smv dosis 0,3 ml per ekor (P2). Perlakuan injeksi PGF2? dilakukan 2 kali dengan interval 11 hari. Variabel estrus yang diamati adalah nilai hambatan arus listrik heat estrous detector, warna vulva dan suhu vulva yang diamati pada awal, puncak dan akhir estrus setelah injeksi kedua.
Hasil pengamatan memperlihatkan pola estrus sesuai standar heat estrous detector, sehingga awal, puncak dan akhir estrus pada masing-masing perlakuan dapat ditentukan. Pola P0, P1 dan P2 masing-masing terbentuk setelah injeksi kedua pada 38 jam, 24 jam dan 120 jam. Secara statistik nilai hambatan arus listrik heat estrous detector awal estrus tidak berbeda terhadap akhir estrus (P>0,05) sedangkan puncak estrus berbeda nyata terhadap awal maupun akhir estrus (P<0>Kata Kunci: Hormon PGF2?, Intramuskuler, Kambing PE, Submukosa vulva, Tampilan estrus.