ABSTRAK

Utang luar negeri menjadi masalah yang sering dibicarakan di hampir semua negara terutama bagi negara yang sedang mengalami krisis perekonomian. Krisis asia yang terjadi pada tahun 1998 dan  krisis global pada tahun 2008 memiliki dampak negatif khususnya bagi Indonesia. Hal ini menyebabkan Indonesia harus melakukan utang luar negeri untuk menyelamatkan perekonomian. Penelitian ini menerapkan konsep Ricardian Equivalence dalam masalah utang luar negeri di Indonesia. Ricardian Equivalence mengemukakan bahwa utang pemerintah saat ini akan menjadi beban bagi pengeluaran masyarakat di tahun yang akan datang. Namun dengan asumsi bahwa masyarakat berperilaku rasional, maka beban utang luar negeri tidak akan berpengaruh pada konsumsi masyarakat. Penelitian ini menggunakan data sekunder pada konsumsi rumah tangga, utang luar negeri pemerintah, produk domestik bruto, penerimaan perpajakan, pengeluaran pemerintah pusat, dan defisit anggaran pemerintah dengan metode Impulse Response Function (IRF) dan Dekomposisi Varians dengan data kuartalan dari kuartal satu tahun 1997 – kuartal empat 2017. Secara keseluruhan jika dilihat dari utang luar negeri, Ricardian Equivalence tidak berlaku di Indonesia setelah krisis asia 1998 karena utang luar negeri memiliki pengaruh terhadap konsumsi masyarakat. Sebaliknya, setelah krisis global 2008 Ricardian Equivalence berlaku di Indonesia dikarenakan utang luar negeri tidak memiliki pengaruh terhadap konsumsi masyarakat.

Kata kunci : Konsumsi, Ricardian Equivalence, Utang Pemerintah, Kebijakan Fiskal, dan Impulse Response Function (IRF)