Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas Instruksi Bupati Jayawijaya Nomor 01 Tahun 2014 dengan melihat pencapaian tujuan berdasarkan output, outcome, dan impact. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan observasi, sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui studi dokumentasi. Validitas data digunakan dengan teknik triangulasi sumber, untuk mendapatkan data yang valid dan analisis data dilakukan dengan analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai kebijakan yang eksklusif, Instruksi Bupati Jayawijaya Nomor 01 Tahun 2014 diimplementasikan selama 4 tahun tidak berjalan efektif. Hal tersebut terindikasi pada tidak tercapainya tujuan mulai dari output, outcome dan impack. Output kebijakan tidak tercapai karena pemanfaatan Pasar Tradisional Potikelek tidak tepat sasaran, kios pasar didominasi oleh pedagang non Papua. Tidak tercapainya output kemudian berpengaruh pula pada outcome, dimana ketertiban usaha di kota wamena tidak terwujud karena sulitnya merelokasi para pedagang OAP (Orang Asli Papua) ke dalam Pasar Tradisional Potikelek. Akibatnya, lingkungan sekitarnya menjadi kotor serta menimbulkan kemacetan dan kesemrawutan arus lalu lintas. Selain itu, kebijakan tersebut justru malah banyak menimbulkan dampak yang tidak diharapkan. Pendefinisian masalah yang salah pada saat proses formulasi kebijakan serta rendahnya kekuatan hukum atas Instruksi Bupati Jayawijaya berdasarkan hirarki kebijakan,   merupakan faktor utama penyebab gagalnya pencapaian tujuan kebijakan tersebut. Rekomendasi utama dalam penelitian ini adalah melalui perbaikan terhadap penentuan masalah. Pemerintah Daerah perlu mengesplorasi permasalahan lebih mendalam dengan melibatkan aktor-aktor yang lebih paham dan mengerti atas permasalahan sehingga kebijakan yang dirumuskan lebih efektif dan sesuai dengan potensi serta keadaan sosial budaya penduduk setempat.
Kata Kunci     : Kebijakan eksklusif, Efektivitas, Pasar Tradisional, orang asli Papua (OAP)