Penulis Utama : Pudjo Winarno
NIM / NIP : A131408009
×

Abstrak
Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji, yang terletak di Desa Sukabumi Kecamatan Tiga Dihaji, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Provinsi Sumatera Selatan. Kajian pembangunan bendungan selain mengkaji aspek teknik, dan aspek ekonomi, juga mengkaji aspek lingkungan. Kajian lingkungan ini juga merupakan bagian dari kajian studi kelayakan atau desain detail (Detail Engineering Design), seperti diamanahkan dalam PP No. 27 tahun 2012 pasal 4, dan Peraturan Menteri PUPR No. 27 tahun 2015 tentang bendungan bahwasanya pada tahap perencanaan, yang dituangkan dalam dokumen kelayakan, harus melakukan analisis sosial, ekonomi dan budaya di daerah tapak bendungan dan rencana genangan, sehingga diperlukan kajian lingkungan  yang lebih komprehensif, yakni kajian abiotik, biotik dan kajian sosial/culture.
Manfaat dari pembangunan bendungan ini akan memberikan supplai air irigasi seluas 25.424 ha di daerah hilir bendungan yaitu sawah di 3 wilayah kabupaten (Kab.OKU, Kab. OKU Selatan dan Kab. OKU Timur), sehingga akan meningkatkan intensitas tanam menjadi 300?lam setahun. Manfaat lain dari pembangunan bendungan ini adalah pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas 35,74 MW, pengembangan perikan air tawar dan pengembangan pariwisata serta untuk pengendalian banjir sebesar 19,49%.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui strategi proses pelibatan masyarakat secara partisipatif dalam pembangunan bendungan, (2) untuk mengetahui upaya restorasi ekonomi masyarakat yang terkena dampak pembangunan bendungan dan (3) untuk mengetahui nilai tambah pembangunan Bendungan Tiga Dihaji dilihat dari aspek lingkungan hidup.
Berdasarkan hasil penelitian (1) strategi proses pelibatan masyarakat secara partisipatif dalam pembangunan Bendungan dilakukan dengan pendekatan komprehensif baik secara teknis, lingkungan maupun sosial yang efektif. Pendekatan dilakukan dengan membentuk Forum Komunikasi Masyarakat (FKM) (2) upaya restorasi ekonomi masyarakat yang terkena dampak langsung terutama saat konstruksi dan pasca konstruksi pembangunan bendungan adalah dengan beberapa strategi yakni: (a) Pada tahap awal konstruksi, adalah nominal ganti rugi lahan harus sesuai dengan harga yang berlaku, karena lahan yang dibebaskan merupakan sumber kehidupan utama yang selama ini dikelola dengan budidaya tanaman perkebunan; (b) pada tahapan pasca konstruksi adalah dengan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan harapan dan aspirasi masyarakat dan (3) nilai tambah pembangunan bendungan dilihat dari aspek lingkungan hidup adalah (a) Nilai tambah dari aspek abiotic yakni pembangunan bendungan ini dapat berfungsi sebagai waduk resapan dan kolam retensi; (b) nilai tambah dari aspek biotik yakni pembangunan bendungan dapat berfungsi sebagai pengembangan perikanan air tawar; dan (c) nilai tambah dari aspek sosial budaya yakni adanya FKM yang semula ditujukan sebagai media sosialisasi pada saat proses pembangunan bendungan dapat dimanfaatkan lebih lanjut oleh seluruh elemen masyarakat untuk berkumpul, menyampaikan aspirasi, dan menyelenggarakan kegiatan sosial budaya lainnya.
Dalam rangka konservasi sumberdaya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup, khususnya di daerah uspstream (DPS) seperti diamanahkan pada pasal 5 Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2017, maka perlu dipikirkan pemberian kompensasi/imbal Jasa Lingkungan bagi lembaga/institusi yang memanfaatkan fungsi dari bendungan Tiga Dihaji kepada penyedia jasa lingkungan (Perum Jasa Tirta).
Kata Kunci : Lingkungan, Pembangunan Bendungan
ABSTRACT
The Development of Tiga Dihaji Dam, was located in Sukabumi Village, Tiga Dihaji District, Ogan Komering Ulu (OKU) Regency, South Sumatra Province. The study of dam development was aimed to examine not only technical aspects, and economic aspects, but also examines environmental aspects. This environmental study is also part of a feasibility study or detailed design study (Detail Engineering Design), as mandated in PP (Government Regulation) No. 27 of 2012 article 4, and Minister of Public Works Regulation No. 27 of 2015 concerning dams that at the planning stage, as outlined in the feasibility document, must carry out social, economic and cultural analysis in the dam site and the area of inundation  plan, so that more comprehensive environmental studies are needed, such as abiotic, biotic and social, economic cultural studies .
The benefits of the dam development will provide irrigation water supply covering 25,424 ha in the downstream area, namely rice fields in 3 regencies (OKU Regency, South OKU Regency and East OKU Regency), so that the planting intensity will increase to 300% in a year. Other benefits of the dam development  are  Hydro Electric Power Plant (PLTA) with a capacity of 35.74 MW, the development of freshwater fishing and the development of tourism as well as for flood control by 19.49%.
The aims of this research are (1) to find out the process strategy of participatory community involvement in dam construction, (2) to find out the economic restoration efforts of communities affected by dam construction and (3) to find out the added value of Tiga  Dihaji Dam viewed from the environmental aspect.
Based on the results of the research, (1) the strategy of the participatory community involvement process in the dam construction is carried out with a comprehensively,   technically, environmentally and socially effective  approach. This approach was taken by establishing a Community Communication Forum (FKM) (2) the economic restoration efforts of the community directly affected, especially during construction and post construction of the dam, are with several strategies, namely: (a) In the initial construction phase, nominal land compensation must be appropriate at the prevailing price, because the land acquired is the main life source that has been managed with the cultivation by plantation crops; (b) at the post-construction stage is by assisting and empowering the community in accordance with the expectations and aspirations of the community and (3) the added value of dam construction viewed from the environmental aspect are (a) the added value of the abiotic aspect that the  dam construction can function as recharge reservoirs and retention ponds; (b) the added value of the biotic aspect, that the dam construction can function as the development of freshwater fisheries; and (c) added value of the socio-cultural aspect, is the existence of FKM which was originally intended as a socialization media when the dam construction process can be utilized further by all elements of society to gather, express aspirations, and organize other socio-cultural activities.
In order to conserve natural resources and preserve environmental functions, especially in the uspstream (DPS) area as mandated in article 5 of Government Regulation No. 46 of 2017, it is necessary to think about providing compensation for environmental services for institutions that utilize the functions of the Tiga Dihaji Dam to be reviewed to providers of environmental services (Perum Jasa Tirta/ Public Company of Water Supply Services ).

 

×
Penulis Utama : Pudjo Winarno
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : A131408009
Tahun : 2019
Judul : Nilai tambah lingkungan pembangunan bendungan tiga dihaji, kecamatan tiga dihaji, kabupaten ogan komering ulu (oku) selatan
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pascasarjana - 2019
Program Studi : S-2 Ilmu Lingkungan
Kolasi :
Sumber : Prog. Studi Magister UNS-Jur. Ilmu Lingkungan-A131408009-2019
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Sunarto, M.S.
2. Dr. Prabang Setyono, MSi.
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.