Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kontrol keluarga melalui kepemilikan, direksi keluarga, komisaris keluarga dan generasi pengendali terhadap manajemen laba ketika terjadi kegagalan perjanjian hutang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah perspektif teori Socioemotional Wealth (SEW).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan keluarga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari periode tahun 2009 sampai dengan 2017. Sampel dipilih menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria: (a) perusahaan non-keuangan, (b) perusahaan memiliki hutang bank yang dilaporkan di dalam laporan keuangan dengan perjanjian hutang positif. Jumlah sampel sebanyak 110 perusahaan keluarga pada periode 9 tahun sehingga diperoleh 800 observasi (perusahaan-tahun).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol keluarga (kepemilikan keluarga, direksi keluarga dan dewan komisaris) dan generasi pengendali berpengaruh negatif terhadap manajemen laba akrual dan manajemen laba riil. Namun, pada saat perusahaan keluarga mengalami kegagalan perjanjian hutang, kontrol keluarga melalui kepemilikan keluarga dan generasi pengendali berpengaruh positif terhadap manajemen laba akrual dan manajemen laba riil. Penelitian ini membuktikan bahwa perusahaan keluarga yang mengalami kegagalan perjanjian hutang cenderung menggunakan manajemen laba akrual daripada manajemen laba riil

Kata kunci: manajemen laba, kepemilikan keluarga, direksi keluarga, dewan  komisaris, generasi pengendali dan kegagalan perjanjian hutang