×
Latar be lakang: Bronkoskopi merupakan tindakan invasif yang dapat menimbulkan kecemasan, ketidaknyamanan, dan komplikasi. Premedikasi yang baik dapat mengurangi kecemasan, mempengaruhi keberhasilan prosedur, dan mengurangi komplikasi pascabronkoskopi. Obat sedasi injeksi masih menjadi perdebatan apakah aman jika diberikan oleh dokter bronkoskopis. Alprazolam sebagai premedikasi bedah dapat mengurangi kecemasan. Alprazolam dapat digunakan sebagai analgesik ajuvan, mengurangi sesak terkait cemas, dan mengurangi batuk sebagai antitusif ajuvan.Tujuan penelitian ini adalah menganalisis keefektifan alprazolam pada pasien yang dilakukan bronkoskopi.
Me tode: Penelitian klinis dengan quasi pretest-posttest control group design pada pasien tumor paru yang dilakukan bronkoskopi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta bulan Februari-Maret 2019 secara consecutive sampling. Subjek penelitian dibagi menjadi kelompok perlakuan dengan alprazolam dan kelompok kontrol tanpa alprazolam. Skor HADS, Skor skala Borg yang dimodifikasi, skor VAS batuk, dan VAS nyeri dinilai pada awal, sebelum, dan setelah bronkoskopi.
Has il: Sebanyak 32 subjek pasien tumor paru yang dilakukan bronkoskopi ikut dalam penelitian ini. Kelompok perlakuan menunjukkan penurunan skor HADS pre dan pascabronkoskopi dibanding baseline (6.56+2.83 dan 6.88 +2.63), penurunan skor VAS nyeri pre dan pascabronkoskopi (15.00+10.95 dan 9.69+11.61) ), penurunan skor VAS batuk (11.56+8.89 dan 27.19+17.89), dan bermakna dibanding kontrol. Penurunan skor Borg yang dimodifikasi tidak bermakna dibanding kontrol
Ke s impulan: Alprazolam efektif dalam mengontrol kecemasan, batuk, dan nyeri. Alprazolam menurunkan keluhan sesak pascabronkoskopi lebih baik dibanding kontrol.
Kata kunci: alprazolam, bronkoskopi, tumor paru, HADS, Borg yang dimodifikasi, VAS batuk, VAS nyeri.