Tujuan penelitian adalah: Mendeskripsi keadaan dan menganalisis hubungan faktor: pemberdayaan masyarakat, kelembagaan masyarakat, dukungan stakeholders, dinamika kelompok tani, partisipasi petani, pengelolaan hutan rakyat yang berkelanjutan, dan merumuskan model pengelolaan hutan rakyat yang berkelanjutan. Penelitian menggunakan metode survei dengan teknik sampling menggunakan  multistages cluster sampling dengan pertimbangan sebaran wilayah geografis hutan. Sampel wilayah berdasarkan pengambilan sampel kelompok/ gugus sampel secara bertahap meliputi 3 kecamatan 9 desa dengan jumlah responden sebanyak 270 petani.  Teknis analisis data, menggunakan statistik deskripsi, analisis model Structural  Equation Modelling dan analisis model pengembangan hutan rakyat dengan menyesuaikan dengan hasil analisis model Structural Equation Model.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai outer model atau korelasi antara konstruk dengan variabel pada awalnya sudah memenuhi convergen validity. Nilai seluruh indikator memiliki nilai loading factor di atas 0,60 dengan p-value sebesar <0>Indeks persentase semua variabel menunjukkan kategori sangat tinggi (>80%). Kelembagaan masyarakat (83,86%), dukungan stakeholders (82,68%), pemberdayaan  masyarakat (81,05%), dinamika kelompok (81,23%), partisipasi petani (81,98%), dan pengelolaan hutan rakyat yang berkelanjutan (82,64%). Model pengelolaan hutan rakyat berkelanjutan menunjukkan pemberdayaan masyarakat dipengaruhi oleh kelembagaan masyarakat dan dukungan stakeholders dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 49,4 %, dinamika kelompok dipengaruhi oleh kelembagaan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat, sedangkan dukungan stakeholders tidak berpengaruh dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 50,4 %, partisipasi petani dipengaruhi  dinamika kelompok dan dukungan stakeholders, sedangkan kelembagaan masyarakat tidak berpengaruh dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 56,9 %, dan pengelolaan hutan rakyat berkelanjutan dipengaruhi oleh kelembagaan masyarakat, partisipasi petani, sedangkan dukungan stakeholders tidak berpengaruh dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 68,7 %. Model pengelolaan hutan rakyat berkelanjutan menggambarkan hubungan langsung pengelolaan hutan rakyat berkelanjutan dengan partisipasi petani, kelembagaan masyarakat dan tidak langsung dengan dinamika kelompok, pemberdayaan masyarakat, dukungan stakeholders