Penelitian ini hendak dilakukan pada LSM Rifka Annisa WCC yang terletak di Yogyakarta. Mengemban tugas sebagai LSM yang membela perjuangan perempuan serta berbagai macam hal yang berkaitan dengan pencegahan, penanganan, sampai dengan penyelesaian kekerasan berbasis gender terhadap perempuan membuat peran serta dampak yang ditimbulkan menjadi menarik untuk dikaji. Terlebih Rifka Annisa juga melibatkan remaja laki-laki didalamnya.

Tujuan  yang hendak  dicapai  dalam  penelitian  skripsi  ini  adalah untuk menggambarkan peran LSM Rifka Annisa dalam mengubah prespektif kesetaraan gender remaja laki-laki berserta dengan hasil yang nampak setelah remaja laki-laki mendapatkan pengajaran dari LSM Rifka Annisa WCC. Teori yang digunakan sebagai pisau analisis dalam penelitian ini adalah teori AGIL yang ditemukan oleh Talcott Parsons. Teori AGIL dipilih sebagai dasar untuk melihat peran LSM Rifka Annisa terkait dengan adaptasi, tujuan, integrasi, dan latensi sebagai dasar sebuah sistem dapat mempertahankan fungsinya dengan baik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dalam mengumpulkan data, peneliti  menggunakan  teknik  wawancara  mendalam,  observasi  dan  studi dokumentasi. Teknik pengambilan informan dilakukan dengan purposive sampling. Untuk menjamin validitas data menggunakan trianggulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa LSM Rifka Annisa WCC pada dasarnya mempunyai 3 program yang didalamnya melibatkan remaja laki-laki untuk selanjutnya dibangun prespektif kesetaraan gendernya. Ketiga program itu adalah MenCare, SAPA SETARA, dan juga Prevention. Sampai saat ini program Prevention yang masih dilaksanakan di Kulon Progo. LSM Rifka Annisa WCC disini berperan sebagai pihak yang bertanggungjawab melaksanakan program dari awal sampai akhir mulai dari penyelenggaraan sampai dengan mengatasi permasalahan selama program dilaksanakan sesuai dengan peran yang memang seharusnya dilakukan. LSM Rifka Annisa juga harus memenuhi konsepsi AGIL yaitu mampu beradaptasi dengan segala kemungkinan dan permasalahan yang terjadi selama program dilaksanakan, mampu mewujudkan tujuan terciptanya perubahan perspektif kesetaraan gender remaja laki-laki dari pro kekerasan menjadi nir kekerasan, mampu untuk mengintegrasikan segala komponen yang terlibat dalam program, sampai dengan melakukan pemeliharaan serta perbaikan pada program untuk mengisi konsep latensi LSM Rifka Annisa sendiri berperan sebagai penyelenggara program, implementator dan konseptor program, penjaga keberlangsungan   program,   sampai   dengan   mengatasi   permasalahan   selama

berlangsungnya program sesuai dengan kriteria AGIL. LSM Rifka Annisa WCC juga mampu untuk memenuhi kriteria pencapaian tujuan, integrasi, dan juga latensi namun untuk peran adaptasi masih didapati kekurangan didalamnya. LSM Rifka Annisa WCC masih belum mampu untuk beradaptasi dalam menyelesaikan permasalahan Drop Out yang masih sering terjadi. Selain itu LSM Rifka Annisa WCC juga masih kesulitan beradaptasi dengan ketepatan waktu sehingga menyebabkan beberapa materi kurang bisa disampaikan secara maksimal. Berbicara mengenai dampak yang ditimbulkan terhadap remaja laki-laki setelah mengikuti Prevention, mereka jauh lebih mengerti akan makna kesetaraan gender yang bisa dilihat dari cara pandang, cara memperlakukan, sampai dengan sistem pembagian kerja dengan perempuan. Prevention juga menaikan tingkat kepercayaan diri serta membuat peserta memiliki kesempatan mengikuti kegiatan seperti PIKR dsb. Prevention juga menjadi salah satu solusi dalam menurunkan angka kekerasan dalam pacaran, pernikahan dini, dan bentuk kenakalan remaja lainnya yang terjadi di Kulon Progo.

Kata kunci: Peran, LSM Rifka Annisa WCC, Gender, Remaja Laki-Laki