Penulis Utama | : | Chundakus Habsya |
NIM / NIP | : | T631008004 |
Batu bara merupakan energi primer pembangkit listrik yang lebih murah dibandingkan dengan jenis gas dan minyak. Penggunaan batubara untuk pembangkit listrik memiliki peran strategis bagi perekonomian Indonesia, namun limbahnya dinilai memberikan dampak terhadap penurunan kualitas lingkungan dan kesehatan. Data ESDM tahun 2017 mencatat bahwa 59,45% pembangkit listrik di Indonesia menggunakan batubara. Batubara untuk energi pembangkit listik menghasilkan limbah abu dasar (bottom ash/BA) dan abu terbang (fly ash, FA). Salah satu PLTU di Indonesia adalah PLTU Tanjung Jati B Jepara. Setiap bulan PLTU Tanjung Jati B menghasilkan limbah FA sebanyak 16.000 ton dan BA sebanyak 2.000 ton.
Peraturan Pemerintah RI nomor 101 Tahun 2014 menyebutkan bahwa FA termasuk limbah B3 dengan kode limbah B409 yang dikatagorikan sebagai bahaya 2. Peraturan tersebut menyebutkan bahwa FA dapat dimanfaatkan sebagai subtitusi bahan baku suatu produk yang aman bagi lingkungan hidup. Syarat yang harus dipenuhi untuk produk menggunakan FA adalah memberikan lapisan penutup akhir dan nilai konsentrasi zat pencemar hasil uji Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) lebih kecil dari ambang batas yang disyaratkan.
Kebutuhan industri terhadap beton ringan (lightweight concrete/LC) dan beton ringan foam (lightweight foamed concrete/LFC) sangat tinggi karena beratnya ringan, insulasi termal baik dan tahan lama. Umumnya, LFC dibuat menggunakan semen, agregat dan foam dengan atau tanpa bahan tambah. Foam agent dibuat menggunakan larutan surfaktan yang diencerkan dengan air sehingga menghasilkan pre-foam. Gelembung udara foam agent sintetik lebih baik dari pada foam agent protein. Foam agent sintetik tepat digunakan untuk densitasLFC di atas
1000 kg/m3, namun LFC dengan densitas di bawah 1000 kg/m3 menghasilkan kuat tekan rendah.
Tujuan penelitian disertasi adalah : (1) Menyelidiki pengaruh variasi persentase penambahan foam dan FA terhadap densitas, kuat tekan, penyerapan air dan konduktivitas termal; (2) Menyelidiki hubungan densitas terhadap kuat tekan, penyerapan air dan konduktivitas termal LFC; (3) Menyelidiki kelayakan hasil penelitian terhadap ASTM C – 129 untuk dinding partisi beton; (4) Menyelidiki beban energi bangunan tipe 30 (T-30) yang menggunakan panel dinding LFC dan dinding batu bata; (5) Menyelidiki pengaruh penggunaan FA di dalam LFC terhadap keamanan lingkungan hidup.
Penelitian eksperimen ini memanfaatkan limbah FA untuk panel beton ringan foam dengan
FA (LFC-FA). Penelitian ini didesain untuk rasio semen/pasir sebesar 1 :2, faktor air semen
0,50 – 0,52. foam sebesar 30 - 50?ri volume mortar, dan persentase FA 0 - 60?ri berat pasir. Sampel dibuat berbentuk silinder dengan diameter 75 mm, tinggi 150 mm untuk uji densitas, kuat tekan, dan penyerapan air, sedangkan sampel silinder berdiameter 40 mm dan tinggi 12 mm untuk uji konduktivitas termal. Uji Energy Dispersive X-ray (EDX) untuk mendukung analisis densitas, kuat tekan, penyerapan air dan konduktivitas termal. Pengujian Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) juga dilakukan untuk meyelidiki peluruhan panel dinding LFC-FA yang tersiram air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Semakin besar persentase foam di dalam LC menghasilkan densitas, kuat tekan, kondukstivitas termal yang semakin kecil. Namun peningkatan foam menghasilkan penyerapan air yang semakin besar. Panel dinding LFC-FA yang memiliki densitas rendah berdampak postif terhadap lingkungan, khusunya penghematan penggunaan material dan biaya konstruksi. Konduktivitas termal yang rendah mereduksi konsumsi energi operasional gedung. Semakin besar persentase FA menghasilkan peningkatan densitas, kuat tekan dan konduktivitas termal sampai FA 45%, namun densitas, kuat tekan dan konduktivitas termal turun pada FA 60%. Penambahan FA 0 – 45% menyebabkan penurunan penyerapan air LFC-FA, namun penyerapan air meningkat kembali pada FA 60%. (2) Semakin besar densitas, semakin besar pula kuat tekan dan konduktivitas termal LFC, namun penyerapan airnya semakin kecil. (3) Penggunaan LFC-FA untuk panel dinding eksterior- interior gedung memenuhi ASTM C-129. Kuat tekan dan penyerapan air memenuhi ASTM baik secara fisik maupun mekanik sehingga memberikan rasa aman, dan nyaman terhadap penghuni gedung. Konduktivitas termal yang rendah juga mereduksi konsumsi energi operasional gedung. (4) Konsumsi energi gedung T-30 menggunakan panel dinding LFC-FA,
8% lebih hemat daripada menggunakan danding batu bata. Efisiensi energi dan biaya operasional gedung yang rendah merupakan kriteria utama indeks bangunan hijau yang berkontribusi kepada pembangunan berkelanjutan. (5) Keamanan ruang menggunakan panel dinding LFC-FAsangat baik karena udara di dalam ruang tidak tercemar polutan yang ada di LFC-FA. Air hujan atau tempias air yang mengenai panel dinding LFC-FA tidak akan terjadi peluruhan polutan karena adanya sistem pelapis dan nilai TCLP yang aman. Hal ini ditunjukkan oleh hasil analisis uji TCLP yang menghasilkan nilai lebih rendah dari ambang batas yang disyaratkan.
Kata kunci : beton ringan foam, fy ash, panel dinding, konduktivitas termal
Penulis Utama | : | Chundakus Habsya |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | T631008004 |
Tahun | : | 2019 |
Judul | : | Pemanfaatan limbah fly ash batubara untuk panel dinding beton ringan foam ditinjau dari sifat fisik dan mekanik |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - Pascasarjana - 2019 |
Program Studi | : | S-3 Penyuluhan Pembangunan (Pemberdayaan Masyarakat) |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS-Pascasarjana Prodi Ilmu Lingkungan-T631008004-2019 |
Kata Kunci | : | |
Jenis Dokumen | : | Disertasi |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, MT 2. Dr. Prabang Setyono, M.Si 3. Prof.Ir. Prasasto Satwiko, M.Build.Sc.,Ph.D |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | |
Fakultas | : | Sekolah Pascasarjana |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|