Penulis Utama | : | Firman Pratama |
NIM / NIP | : | I0112056 |
Kebutuhan beton dalam pekerjaan konstruksi semakin banyak. Secara umum beton bertulang merupakan material pokok utama sebagai struktur penguat bangunan. Keunggulan karakteristik seperti durabilitas, kuat tekan dan kekakuan yang tinggi dibandingkan dengan struktur bahan yang lainnya, membuat beton diminati untuk pekerjaan konstruksi. Semakin lama masa layan sebuah bangunan, maka akan terjadi penurunan kekuatan pada struktur beton terutama kolom dan balok yang diakibatkan oleh berbagai macam kondisi seperti bencana alam. Maka dari itu diperlukan metode untuk memperbaiki atau memperkuat beton agar kekuatan pada beton dapat meningkat dan bangunan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.Textile Reinforced Mortar (TRM), atau yang juga dikenal dalam literatur internasional sebagai Textile Reinforced Concrete (TRC) merupakan salah satu inovasi untuk memperkuat beton bertulang (Triantafillou dkk, 2018). Textile Reinforced Concrete terdiri dari tekstil, yaitu jerat kain yang terbuat dari anyaman, rajutan atau tenunan setidaknya dua arah yang diresapi dengan pengikat berupa mortar (Triantafillou dkk, 2007).
Textile Reinforced Concrete (TRC) pada penelitian ini terdiri dari matriks berbentuk jam pasir dengan dimensi panjang 250 mm, tebal 10 mm dan lebar 50 mm. Reinforcement berupa anyaman serat cantula yang direkatkan dengan Polymer Modified Mortar kemudian dikekangkan pada beton. Variasi anyaman yang digunakan adalah 10 mm x 10 mm, 10 mm x 15 mm, 10 mm x 20 mm, 15 mm x 10 mm dan 20 mm x 10 mm. Variasi anyaman tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh yang paling optimal pada kuat tarik dan analisis modulus elastisitas Polymer Modified Mortar (PMM) . Pengujian PMM TRC dilakukan pada umur 28 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat tarik aktual (fct) yang terbesar yaitu pada benda uji dengan kode TRC 200, sebesar 1,50 MPa.. Persentase peningkatan nilai kuat tarik terbesar yaitu pada benda uji dengan kode TRC 200 sebesar 87,5 % jika dibandingkan dengan TRC 000 . Hal ini menunjukkan bahwa penambahan anyaman serat cantula berpengaruh pada kuat tarik PMM TRC. Dan untuk nilai Modulus Elastisitas (E) yang terbesar yaitu pada benda uji dengan kode TRC 200, sebesar 21,3508 Mpa. Persentase peningkatan nilai modulus elastisitas terbesar yaitu pada benda uji dengan kode TRC 200 sebesar 143.138% jika dibandingkan dengan TRC 000. Hal ini menunjukan bahwa penambahan anyaman serat cantula berpengaruh pada nilai modulus elastisitas PMM TRC
kata kunci: Polymer Modiefied Mortar (PMM), Serat Cantula (Agave Cantula Roxb)
Penulis Utama | : | Firman Pratama |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | I0112056 |
Tahun | : | 2019 |
Judul | : | Analisis Modulus Elastisitas dan Kuat Tarik pada Polymer Modiefied Mortar (PMM) dengan Penambahan Serat Cantula (Agave Cantula Roxb) |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - F. Teknik - 2019 |
Program Studi | : | S-1 Teknik Sipil |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS-F. Teknik Jur. Teknik Sipil-I0115036-2019 |
Kata Kunci | : | Polymer Modiefied Mortar (PMM), Serat Cantula (Agave Cantula Roxb) |
Jenis Dokumen | : | Skripsi |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Prof. S.A. Kristiawan, ST, MSc, PhD |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | Lamp unpublish |
Fakultas | : | Fak. Teknik |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|