×
Tanah yang awalnya subur sudah mulai kehilangan fungsinya karena pemanfaatan sumberdaya tanah untuk meningkatkan produk biomassa yang terlalu berlebihan dan menimbulkan kerusakan tanah. Lahan Kecamatan Pitu Kabupaten Ngawi didominasi dengan tegalan dan kebun yang penggunaan dan pengelolaan tanahnya dilakukan secara intensif menjadi faktor dari kerusakan tanah. Upaya untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan tanah perlu dilakukan, terlebih pada tanah yang sudah mengalami kerusakan dengan menerapkan berbagai tindakan konservasi tanah yang sesuai pada lahan tersebut. Penelitian ini bertujuan mengkaji dan mengidentifikasi status kerusakan tanah agar dapat memperbaiki kerusakan tanah di lahan kebun dan tegalan untuk produksi biomassa di Kecamatan Pitu Kabupaten Ngawi. Penelitian ini termasuk deskriptif eksploratif yang dilakukan dengan metode survei dan didukung dengan analisis laboratorium. Penentuan lokasi titik sampel yang dilakukan secara sengaja (purposive sampling) terdapat 10 SPL dengan melakukan ulangan 3 kali sehingga terdapat 30 titik sampel. Parameter kerusakan tanah berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 150 Tahun 2000 terdapat 10 variabel yaitu ketebalam solum, persentase kebatuan permukaan, komposisi fraksi pasir, berat volum, porositas total, derajat pelulusan air, pH, daya hantar listrik, redoks, dan jumlah mikroba. Hasil Penelitian menunjukan seluruh SPL mengalami kerusakan tanah dengan status rusak ringan (RI) tetapi memiliki indikator yang berbeda. Indikator SPL 1, 8, dan 9 adalah berat volum (Bulk Density), porositas total dan derajat pelulusan air, SPL 3 adalah berat volum (Bulk Density) dan porositas total, SPL 4 hanya permeabilitas, dan SPL 2, 5, 6, 7, dan 10 adalah tekstur, berat isi, porositas total, dan permeabilitas.