Penulis Utama : Maklon Gane
NIM / NIP : S111508010
×

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan proses morfosintaksis verba melalui afiksasi, reduplikasi dan komposisi, (2) mendeskripsikan proses morfosintaksis dalam pembentukan sistem morfosintaksis verba dan (3) mendeskripsikan fungsi dan makna yang muncul sebagai akibat proses morfosintaksis verba. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan struktural. Penyediaan data dilakukan dengan metode simak, cakap dengan beberapa teknik pancing, catat, rekam dan metode introspeksi.

Data dalam penelitian ini berupa kalimat yang mengandung verba yang mengalami afiksasi, reduplikasi dan komposisi. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari penutur asli bahasa Loloda yang tinggal di wilayah Loloda Utara. Selanjutnya, data dianalisis dengan menggunakan metode agih dengan teknik bagi unsur langsung, teknik ganti, teknik sisip dan perluas.

Hasil menunjukkan terdapat sejumlah fitur morfosintaksis berupa prefiks pronominal. Tiap pronominal utama memiliki rata-rata tiga buah prefiks pronominal subjek, antara lain (a) prefiks pronominal subjek bervokal /a/, yaitu {ta- „saya/aku?, na- „engkau?, a- „dia lk?, ma- „dia pr?,  ja- „dia ntl?,  wa- „kita?,  mia- „kami?,  nia- „kalian? dan ja- „mereka?},  (b) Prefiks pronominal subjek bervokal /o/ berupa {to- „saya/aku?, no- „engkau?, o- „dia lk?, mo- „dia pr?, jo- „dia ntl?, wo- „kita? dan jo- „mereka?} dan (c) prefiks pronominal subjek bervokal /i/ di antaranya {ti- „saya/aku?,  ni- „engkau?, i- „dia lk?, mi- „dia pr?, i- „dia ntl?, wi- „kita?, mi-  „kami?, ni- „kalian? dan i- „mereka?}. Selain itu, terdapat prefiks pronominal objek yaitu {-ji- „saya/aku?, -ni- „engkau?, -i- „dia lk?, -mi- „dia pr?, -a- „dia ntl?, -na- „kita?, -mi- „kami?, -ni- „kalian? dan -ja- „mereka?}. Prefiks pronominal subjek bervokal /a/ berujuk silang dengan prefiks pronominal objek tiga tunggal netral (non-human). Sebaliknya, prefiks pronominal subjek bervokal /o/ dan prefiks pronominal subjek bervokal /i/ berujuk silang dengan prefiks pronominal objek manusia secara selektif. Gabungan prefiks pronominal subjek dan objek tersebut berpadu dengan verba transitif. Prefiks pronominal subjek dapat melekat pada verba intransitif.  Dengan  kata  lain,  pengisi  fungsi  subjek  mengalami  proses  morfologis  dalam bentuk prefiks pronominal. Selain itu, bahasa Loloda tidak mempunyai pola pemasifan.

Afiksasi didominasi oleh prefiks dan sufiks. Infiks dan konfiks ditemukan masing- masing sebanyak tiga (3) bentuk, sedangkan simulfiks hanya ditemukan dua bentuk. Prefiks terdiri atas tiga jenis meliputi a) prefiks yang kemunculannya dapat diprediksikan seperti prefiks {da-}, resiprokal {ka-}, simultan {dota-}, {ta-/toba-}, {ga-},  kinship {gia-} dan {mori- & ru-}, b) prefiks yang kemunculannya tidak dapat diprediksi yaitu refleksif {ma-}, kausatif {si-}, frekuentatif {teke-}, nasal {n-}, {ri-}, {tai-}, {kasimo-}, {timo-}, {koki-}, {sa- dan so-}, {bi-}, {b-}, {ari-}, {taba-}, {h-}, {w-} dan {r-}, dan c) ada pula prefiks unik yaitu prefiks {gara-}, {tonge-}, {jo-}, {bala-} dan {y-}. Terdapat tiga buah infiks yaitu {-im-}, {- un-} dan {-on-}, sufiks antara lain {-li}, {-lo}, {-na & -ge}, {-nga}, {-no}, {-nu}, {-si}, {- tu} dan {-ugu & -ogo}. Konfiks berupa {ki-ro / gi-ro}, {molu-re} dan {pa-si}. Simulfiks atau klofiks berupa {tu-si} dan {to-no}.

Secara umum, terdapat dua bentuk reduplikasi, yaitu reduplikasi fonologis dan reduplikasi morfologis. Kedua bentuk reduplikasi tersebut mirip, tetapi dalam penelitian ini tidak dibahas reduplikasi fonologis karena bukan merupakan proses morfologis. Sedangkan reduplikasi morfologis/morfosintaksis dapat dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu reduplikasi penuh  (Dwilingga),  reduplikasi  sebagian  (Dwipurwa)  dan  reduplikasi  dasar  berafiks.

Reduplikasi penuh terdiri atas dua bentuk, yaitu a) reduplikasi penuh dengan prefiks pronominal dan b) reduplikasi penuh tanpa prefiks pronominal. Reduplikasi sebagian terdiri atas tiga (3) bentuk meliputi a) reduplikasi dua silabe pertama, b) reduplikasi silabe pertama dan c) reduplikasi silabe pertama dengan perubahan vokal /o/. Reduplikasi silabe pertama dengan perubahan vokal /o/ terbagi lagi menjadi dua (2) bentuk yaitu reduplikasi silabe pertama dengan perubahan vokal /o/ pada dasar dan reduplikasi silabe pertama dengan perubahan vokal /o/ pada kata ulang silabe pertama. Reduplikasi dasar berafiks (RDB) meliputi dua bentuk, yaitu a) RDB pada afiks dan b) RDB pada dasar. Bentuk RDB pada afiks terdiri atas dua bentuk yaitu a) RDB silabe pertama afiks dan b) RDB silabe pertama afiks dengan perubahan vokal /o/. Dan, RDB pada dasar terdiri atas tiga bentuk, yaitu a) RDB dua silabe pertama dasar, b) RDB silabe pertama dasar dan c) RDB silabe pertama dasar dengan perubahan vokal /o/.

Terdapat  14  ciri  kelompok  kata  yang  dapat  disimpulkan  sebagai  kata  majemuk. Keempat belas kata majemuk tersebut sebagian dapat mengalami pelesapan salah satu silabe. Pelesapan silabe seperti (a) silabe akhir unsur pertama, (b) silabe tengah unsur pertama, (c) silabe pertama unsur kedua, (d) silabe akhir unsur kedua, (e) silabe akhir kedua unsur, (f) silabe tengah unsur pertama dan silabe akhir unsur kedua, (g) gabungan morfem (dasar atau terikat) yang sebagian unsur mengalami pelesapan (semacam pemendekan, tetapi masih dapat dituturkan secara utuh). Elemen yang lesap itu juga merupakan bagian kata majemuk berciri tertentu. Terdapat pula ciri lain yaitu (h) gabungan dua morfem dasar tanpa modifikasi, (i) gabungan tiga morfem dasar tanpa modifikasi, (j) gabungan morfem dasar mirip konstruksi posesif  (frase  milik)  yang  ditandai  dengan  pemarkah  posesif  ketiga  tunggal  netral  ma „punya?, (k) Gabungan morfem mirip ciri sebelumnya yaitu konstruksi posesif, tetapi salah satu unsur merupakan kata jadian (dasar berafiks atau reduplikasi), (l) gabungan morfem bebas dengan perangkai de „dan/dengan?, (m) gabungan morfem mirip klausa atau kalimat sederhana. Verbanya berprefiks pronominal atau reduplikasi.  Tipe pemajemukan ini sangat produktif. Ciri terakhir (n) adalah gabungan morfem yang salah satu atau kedua unsurnya merupakan kata serapan bahasa sekerabat (bahasa Ternate atau bahasa Galela).

Proses morfosintaksis verba dalam BL sebagian berfungsi mengubah  kategori kata tetapi   sebagian   tidak   mengubah   kelas   kata,   baik   afiksasi   dan   reduplikasi.   Proses morfosintaksis verba melalui komposisi semuanya berfungsi mengubah status leksikal kata. Selain itu, ditemukan fitur morfosintaksis verba lain berupa aspek kala -aka dan -oka yang dapat berfungsi sebagai partikel dan postposisi yang keseluruhan yaitu -aka dan -oka, ika, - ino, -isa, -oko, -iye dan–uku, serta adverbial -asi, -osi, ali-, oli- dan uwa.

 

×
Penulis Utama : Maklon Gane
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : S111508010
Tahun : 2019
Judul : Sistem Morfosintaksis Verba Bahasa Loloda di Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara (Tinjauan Morfosintaksis Verba)
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pascasarjana - 2019
Program Studi : S-2 Linguistik (Deskriptif)
Kolasi :
Sumber : UNS-Pascasarjana Prog. Studi Magister Lingusitik-S111508010-2019
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Wakit Abdullah, M. Hum.
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.