Latar belakang: Program WHO eliminasi TB disebut End TB Strategy dengan visi A world free of TB. Zero deaths, disease and suffering due to TB dengan tujuan mengakhiri epidemi TB secara global. Sepuluh dari indikator prioritas End TB Strategy salah satunya adalah target angka diatas 90% untuk cakupan pengobatan ITBL. Petugas kesehatan memiliki risiko lebih besar untuk memperoleh TB daripada populasi umum. Baku emas (gold standart) untuk diagnosis ITBL saat ini tidak ada. Pemeriksaan TST dan IGRA digunakan untuk mendiagnosis ITBL. 

Tujuan: Penelitian ini akan menggunakan pemeriksaan TST dan T-SPOT.TB  untuk mengetahui kesesuaian kedua alat pemeriksaan tersebut dan mengetahui prevalensi ITBL pada petugas kesehatan dan menghubungkannya dengan lokasi pekerjaan dan lamanya bekerja sebagai petugas kesehatan.

Metode: Uji diagnostik dengan rancangan penelitian cross sectional di ruangruang perawatan RSUD Dr Moewardi Surakarta bulan Desember 2018

Hasil: Subyek penelitian 30 responden; 15 tenaga kesehatan di bangsal paru dan 15 petugas administrasi selain di bangsal paru. Tingkat kesesuaian TST dan TSPOT.TB adalah substansial (K=0,603, p< 0 xss=removed p=0,008>

Kesimpulan: Tuberculin Skin Test dan T-SPOT.TB masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan dalam mendiagnosa ITBL. Penelitian ini mendapatkan tingkat keesuaian keduanya adalah substansial. TST dan T-SPOT.TB keduanya memiliki spesifisitas diatas 85%. T-SPOT.TB memiliki sensitivitas sedikit lebih baik dari TST, ini mungkin akibat adanya fenomena booster pemeriksaan TST pada tenaga kesehatan dan pada penelitian ini tidak dilakukan pemeriksaan TST 2 langkah.