×
Latar Belakang: Keluarga berencana merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu. Data pada tahun 2017 menunjukkan bahwa di Indonesia dari 37,338,265 pasangan usia subur yang tercatat masih ada 18.63 % pasangan usia subur yang tidak melakukan KB. Wanita Usia Subur (WUS) yang belum melakukan keluarga berencana yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mem-peng¬aruhi perilaku terhadap penggunaan keluarga berencana metode jangka panjang di Kab-upaten Sleman.
Subjek dan Metode: Jenis penelitian adalah analytic observational dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Kabupaten Sleman pada bulan Maret - April 2019. Pengambilan sampel menggunakan quota sampling dengan jumlah 220 WUS. Variabel independen adalah persepsi keparahan, persepsi kerentanan, persepsi manfaat, isyarat bertindak, efikasi diri, pendidikan dan budaya. Variabel dependen adalah keluarga berencana metode jangka panjang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis menggunakan regresi logistik ganda.
Hasil: Persepsi keparahan (OR= 8.02; CI95% =2.62 hingga 24.51; p<0 OR=12.16; CI95%=3.65 OR=6.05; CI95%=2.10 p=0.001), OR=6.98; xss=removed p=0.001), OR=3.60; CI95%=1.23 p=0.019), OR=2.50; CI95%=1.40 p=0.029), OR=6.65; CI95%=2.14 p=0.001).>Kesimpulan: Health belief model dapat digunakan untuk memprediksi perilaku kesehatan ter- hadap seseorang yang berhubungan dengan keluarga berencana metode jangka panjang. Keluarga berencana metode jangka panjang memiliki hubungan dengan persepsi keparahan, persepsi kerentanan, persepsi manfaat, isyarat bertindak, efikasi diri, pendidikan, dan budaya
Kata Kunci: keluarga berencana, kontrasepsi, health belief model