| Penulis Utama | : | Silvia Indrasari |
| NIM / NIP | : | H0815120 |
ABSTRAK
Sektor pertanian merupakan salah satu penyedia lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa subsektor, salah satu diantaranya subsektor perkebunan yang menjadi penyumbang ekonomi di Indonesia dengan memberikan kontribusi dalam PDB sekitar 2,46 persen pada tahun 2016. Indonesia menempati urutan ketiga pengahsil kopi dunia. Oleh karena itu perlu adanya manajemen untuk hasil dari perkebunan kopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen rantai pasok kopi di Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung, mengetahui model rantai pasok kopi serta mengetahui kinerja manajemen rantai pasok kopi di Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung.
Metode dasar penelitian adalah deskriptif. Lokasi penelitian yang digunakan yaitu Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung karena merupakan penghasil kopi terbesar di Kabupaten Temanggung. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sebagai entry point dan penentuan informan selanjutnya dilakukan secara snowball sampling. Penelitian ini mengambil 20 sampel petani. Analisis data yang digunakan menggunakan kerangka model food supply chain network dari Vorst dan analisis kinerja menggunakan analisis Data Envelopment Analysis dengan menggunakan input marjin pemasaran dan output yang digunakan yaitu farmer’s share untuk mengetahui efisiensi kinerja.
Hasil penelitian ini menunjukan rantai pasok kopi di Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung membentuk empat saluran rantai dengan mata rantai yang terlibat petani, tengkulak, pedagang besar dan agroindustri. Model rantai pasok yang terbentuk dari manajemen rantai pada tingkat petani belum termanajemen dengan baik karena dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang masih rendah dan cenderung tidak ingin berkembang. Manajemen diterapkan oleh agroindusrti. Aliran informasi dalam rantai pasok kopi di Kecamatan Gemawang masih terganggu dikarenakan jaringan seluler di daerah tersebut cukup sulit. Kinerja rantai pasok kopi di Kecamatan Gemawang terdapat dua saluran yang kinerja rantainya sudah efisien yaitu ditunjukan dengan nilai efisiensi teknik menunjukan nilai 1 yang berarti sudah efisien. Sementara 2 saluran lain belum memiliki nilai efisiensi dikarenakan panjangnya rantai dan nilai farmer’s share yang tidak sebanding. Peningkatan efisiensi kinerja dapat dilakukan petani dengan mencari informasi kebutuhan kualitas, kuantitas dan harga agar mendapatkan harga tertinggi. Perlu adanya peningkatan sumber daya manusia sebagai pendukung keberjalanan rantai pasok kopi di Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung.<!--[if gte mso 9]><xml>
