×
digil1b
Skripsi ini menganalisa strategi demokratisasi diplomasi Indonesia dengan menggunakan Solo Batik Carnival (SBC) yang telah menjadi sebuah perhelatan rutin sejak 2008 di Kota Solo. SBC ditampilkan pada tahun 2017 dalam perayaan peringatan 60 tahun hubungan bilateral Indonesia-Laos. Pemilihan SBC didasari atas unsur kearifan lokal masyarakat Indonesia berupa batik yang terdapat di dalam karnaval ini. Dimana eksistensi batik sebagai peninggalan warisan budaya Indonesia telah diakui oleh UNESCO dan dunia. Berbagai kegiatan seperti workshop, pameran dan kegiatan pertukaran budaya dengan didukung oleh aktor-aktor seperti pelaku seni, pebisnis dan masyarakat umum terlibat sebagai upaya berpartisipasi dalam proses diplomasi ini. Pengenalan budaya dan produk Indonesia ditampilkan merujuk pada tema acara yakni “robust at 60 now and beyond”. Konsep National Interest dimana konsep ini menjadi latar belakang atas keinginan Indonesia untuk memperkuat kerjasama dengan Laos sebagai itikad untuk memperkuat jalinan hubungan antar negara di kawasan Asia tenggara. Konsep Soft Power Diplomacy menganalisa strategi Indonesia dalam mencapai kepentingannya yang diterapkan di dalam SBC. Selanjutnya konsep Multi-Track Diplomacy menganalisa terkait aktor-aktor yang terlibat selama fenomena ini berlangsung. Jenis penelitian kualitatif deskriptif analitis dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan studi pustaka dipilih untuk menggambarkan secara rinci fokus penelitian.
Kata kunci : Solo Batik Carnival, Soft Power Diplomacy, Kepentingan Nasional, Multi-Track Diplomacy.