Pendahuluan: Angka kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 (DM Tipe 2) di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya dari 5,7% pada tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun 2013. Durasi tidur adalah bagian dari gaya hidup yang dapat mempengaruhi DM Tipe 2 melalui perubahan siklus bangun tidur serta perubahan sistem endokrin dan metabolisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan durasi tidur siang dan durasi tidur malam dengan kadar gula darah puasa.
Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, dilakukan pada bulan September-Oktober 2017 di Puskesmas Ngoresan Kecamatan Jebres, Surakarta.  Responden diwawancarai seputar durasi tidur dan hal-hal yang dapat mempengaruhi durasi tidur menggunakan kuesioner. Kemudian dilakukan pengukuran kadar gula darah puasa menggunakan strip tes, pengukuran tekanan darah, berat badan dan tinggi badan. Didapatkan 63 responden sesuai kriteria inklusi (usia 40-65 tahun) dan eksklusi (tidak DM Tipe 1 dan 2, hamil, merokok, hipertensi, obesitas, mengonsumsi alkohol, kafein, obat tidur, obat antihipertensi, obat antidepresi). Data dianalisis menggunakan uji Pearson dan Regresi Linierdengan tingkat kemaknaan 95%. 
Hasil: Rata-rata durasi tidur siang dan durasi tidur malam responden adalah 32,1 menit dan 6,44 jam. Rata-rata kadar gula darah puasa adalah 107 mg/dL.  Durasi tidur siang berhubungan positif lemah (r=0,266) terhadap kadar gula darah puasa dan signifikan secara statistik (p=0,035). Durasi tidur malam berhubungan negatif lemah (r=-0,373) terhadap kadar gula darah puasa dan bernilai signifikan (p=0,003). Kombinasi durasi tidur siang dan durasi tidur malam berhubungan sedang (r=0,403) terhadap kadar gula darah puasa dengan hasil signifikan untuk tidur malam (p=0,013) dan tidak signifikan untuk tidur siang (p=0,203). 
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara durasi tidur siang dan durasi tidur malam dengan kadar gula darahpuasa.