×
Bunga krisan di Indonesia pada tahun 2016-2017 memiliki tingkat produksi tertinggi diantara jenis bunga potong lainnya. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam usaha bunga krisan adalah fluktuasi produksi yang dapat memengaruhi pendapatan petani. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui besarnya biaya dan pendapatan usahatani bunga krisan di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman; (2) mengetahui nilai efisiensi usahatani bunga krisan di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman; dan (3) mengetahui pengaruh faktor sosial dan ekonomi terhadap pendapatan petani bunga krisan di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Pakem merupakan daerah dengan produksi bunga krisan tertinggi di Kabupaten Sleman. Responden penelitian dipilih dengan menggunakan teknik Non Probabilit Sampling, yaitu sensus. Metode analisis data yang digunakan meliputi: (1) analisis biaya dan pendapatan; (2) analisis efisiensi dan (3) model regresi berganda dengan pendekatan fungsi keuntungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata besarnya biaya usahatani bunga krisan di Kecamatan Pakem Rp 125.770.282,42/ Ha per masa tanam, rata-rata besarnya penerimaan adalah Rp 265.051.401,87/ Ha permasa tanam, sehingga rata-rata pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 139.281.119,45/ Ha per masa tanam. Efisiensi usahatani bunga krisan sebesar 2,01 setiap biaya Rp 1,00 yang dikeluarkan petani akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 2,01, sehingga usahatani bunga krisan di Kecamatan Pakem sudah efisien dan menguntungkan, sehingga layak untuk diusahakan. Faktor sosial-ekonomi berup biaya bibit, biaya pupuk, jumlah produksi dan luas lahan secara individu berpengaruh terhadap pendapatan usahatani bunga krisan, sedangkan biaya tenaga kerja luar, pendidikan dan jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh.