Penulis Utama : Rahma Nur Fatikha
NIM / NIP : I8316042
×

Batik merupakan salah satu kesenian Indonesia yang telah dikenal oleh masyarakat dunia. Perkembangan penggunaan pewarna alami sebagai pewarna kain batik semakin meningkat. Jenis tumbuhan yang penulis gunakan sebagai penghasil zat warna alami yaitu pelepah pisang jenis pisang raja, pisang kulit tipis, dan pisang kepok. Tugas akhir ini dibuat untuk mengetahui teknik pengaplikasian zat  warna alami  pada kain  batik,  serta mengetahui  ketahanan  luntur terhadap cucian, gosokan dan penodaan, ketuaan warna pada kain dengan fiksator tawas (Al2(SO4)3), tunjung (FeSO4) dan kapur (CaO).
Proses pembuatan zat warna alami yaitu bahan pelepah pisang dipotong menjadi ukuran kecil-kecil. Bahan dikeringkan dibawah sinar matahari selama 1 hari. Potongan pelepah pisang tersebut ditimbang seberat 1 kg dan dimasukkan ke dalam alat ekstraktor-evaporator. Tambahkan air dengan perbandingan 1:5. Proses berlangsung  ekstraksi  optimal  dilakukan  selama  1  jam  pada  suhu  100ºC dilanjutkan dengan proses evaporasi selama ±45 menit.
Zat warna alami dari ketiga jenis pelepah pisang diaplikasikan pada kain dengan jumlah pencelupan 10 kali. Setelah itu dilakukan fiksasi warna pada kain dengan beberapa fiksator. Kain mori primissima yang telah difiksasi kemudian diuji ketahanan luntur warnanya terhadap cucian, penodaan, dan gosokan, serta dilakukan uji ketuaan warna kain.
Kain  yang  mempunyai  ketahanan  luntur  optimal  terhadap  pencucian dengan Gray Scale adalah kain dengan fiksator tawas (Al2(SO4)3) dan kapur (CaO) dalam zat warna ketiga jenis pelepah pisang dengan nilai 4-5 (Baik). Kain yang memiliki tahan luntur warna terhadap pencucian (Staining Scale) optimal pada zat warna ketiga jenis pelepah adalah kain dengan fiksator tawas (Al2(SO4)3) dan kapur (CaO)  dengan  nilai  5  (Baik  Sekali).  Kain  yang  memiliki  ketahanan  terhadap gosokan kering dan basah dengan zat warna ketiga jenis pelepah pisang mendapatkan hasil yang baik adalah kain dengan fiksator tawas (Al2(SO4)3)  dan kapur (CaO) pada pencelupan ke- ke-10 dengan nilai 4-5 (Baik).
Analisa  pengujian  ketuaan  warna  kain  yang  memiliki  nilai  reflektansi (R%)  paling  kecil  yaitu  kain  dengan  zat  warna  pelepah  pisang  raja  pada pencelupan ke-10 dan difiksasi menggunakan fiksator tunjung dengan nilai reflektansi (R%) sebesar 25,69, sedangkan kain yang memiliki nilai reflektansi (R%) paling besar yaitu kain yang dicelup dengan zat warna pelepah pisang raja pada pencelupan ke-10 dan difiksasi menggunakan fiksator kapur (CaO) dengan nilai R% sebesar 74,29.
Biaya Investasi yang dibutuhkan untuk memproduksi kain batik sebesar Rp. 359.364.000,00, depresiasi alat sebesar Rp. 10.784,72/hari dengan harga jual produk sebesar Rp. 250.000,00/kain, maka didapatkan keuntungan penjualan kain batik sebesar Rp. 2.029.123,00/hari, dengan produksi kain batik 10 kain/hari dan BEP sebesar 21,78 %

×
Penulis Utama : Rahma Nur Fatikha
Penulis Tambahan : 1. Rifo Nur Azizah
2.
NIM / NIP : I8316042
Tahun : 2019
Judul : Aplikasi Zat Warna Alami dari Pelepah Pisang Raja, Pisang Kepok dan Pisang Kulit Tipis pada Kain Batik
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. Teknik - 2019
Program Studi : D-3 Teknik Kimia Produksi
Kolasi :
Sumber : UNS-F. teknik Prog D III Teknik Kimia-I8316042-2019
Kata Kunci : kain, fiksator tawas (Al2(SO4)3), kapur (CaO)
Jenis Dokumen : Laporan Tugas Akhir (D III)
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Ir. Paryanto, M.S
Penguji :
Catatan Umum : Lamp unpublish
Fakultas : Fak. Teknik
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.