Penulis Utama | : | Gita Nur Siwi |
NIM / NIP | : | G0014109 |
Pendahuluan: Perubahan diet dan gaya hidup telah meningkatkan prevalensi terjadinya sindrom metabolik. Sindrom metabolik diasosiasikan dengan terjadinya penyakit ginjal yang ditandai dengan adanya penurunan laju filtrasi glomerulus. Keadaan hiperglikemia pada sindrom metabolik memicu terjadinya proliferasi matriks mesangial sehingga menyebabkan pengurangan penampang kapiler glomerulus yang digunakan untuk filtrasi yang akhirnya akan menurunkan fungsi ginjal. Biji kelor (Moringa oleifera, Lam.) memiliki kandungan fitokimia yang berpotensi menghambat kerusakan ginjal karena sindrom metabolik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek fitokimia dalam ekstrak etanolik biji kelor pada fungsi dan histopatologi ginjal tikus Wistar sindrom metabolik.
Metode: Penelitian ini merupakan penelian eksperimental laboratorik pada 28 ekor tikus Wistar jantan. Tikus dibagi dalam empat kelompok secara acak di mana setiap kelompok terdiri atas tujuh ekor tikus. Kombinasi diet tinggi lemak tinggi fruktosa diberikan selama 53 hari untuk menginduksi sindrom metabolik pada tikus kelompok II- IV. Setelah tikus mengalami sindrom metabolik, pada tikus kelompok III dan IV diberikan ekstrak etanolik biji kelor selama 28 hari dengan dosis 150 mg/kgBB dan 200 mg/kgBB. Sementara kelompok I diberikan pakan standar tanpa pemberian ekstrak biji kelor.
Hasil: Kombinasi diet tinggi lemak dan tinggi fruktosa selama 53 hari berhasil menginduksi terjadinya sindrom metabolik pada tikus yang ditandai dengan peningkatan berat badan, kadar glukosa darah, LDL, trigliserida, dan kolesterol total. Uji Friedman dan One Way ANOVA menunjukkan bahwa pemberian ekstrak biji etanolik biji kelor dengan dosis 150 mg/kgBB dan 200 mg/kgBB selama 28 hari mampu menurunkan kadar kreatinin serum tikus secara bermakna (p=0.028 dan p=0.018). Pemberian ekstrak etanolik biji kelor dengan dosis 200 mg/kgBB mampu memperbaiki gambaran histopatologi ginjal berupa luas permukaan glomerulus (p=0.000). Sementara pemberian dengan dosis 150 mg/kgBB belum mampu memperbaiki gambaran histopatologi ginjal (p=0.069).
Kesimpulan: Pemberian ekstrak biji kelor dengan dosis 150 mg/kgBB dan
200mg/kgBB dapat menurunkan kadar kreatinin serum tikus. Pemberian ekstrak biji kelor dengan dosis 200 mg/kgBB mampu memperbaiki gambaran histopatologi ginjal berupa luas penampang glomerulus. Sementara pemberian dengan dosis 150 mg/kgBB belum mampu memperbaiki gambaran histopatologi ginjal.
Kata Kunci: ekstrak biji kelor, kreatinin serum, luas penampang glomerulus, sindrom metabolik
Penulis Utama | : | Gita Nur Siwi |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | G0014109 |
Tahun | : | 2017 |
Judul | : | Pengaruh pemberian ekstrak biji kelor (Moringa oleifera, lam.) terhadap kadar kreatinin dan gambaran histopatologi ginjal tikus (Rattus norvegicus) sindrom metabolik |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - F. Kedokteran - 2017 |
Program Studi | : | S-1 Pendidikan Dokter |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS-F. Kedokteran-G0014109--2017 |
Kata Kunci | : | |
Jenis Dokumen | : | Skripsi |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Dyah Ratna Budiani, Dra.,Msi 2. Endang Listyaningsih S, dr.,M.Kes |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | |
Fakultas | : | Fak. Kedokteran |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|