Penulis Utama | : | Yesi Yonefendi |
NIM / NIP | : | S231608036 |
ABSTRAK
Dampak konflik terasa ketika terjadi perubahan terhadap nilai-nilai, norma, dan budaya yang berbeda dari kondisi sebelumnya dalam suatu komunitas. Begitu juga konflik sosial yang pernah terjadi di kota Sampit pada tahun 2001, yakni antara etnis Madura sebagai penduduk pendatang dengan etnis Dayak sebagai penduduk lokal. Konflik memaksa warga pendatang untuk mengungsi keluar wilayah, dan kembali ketika keadaan sudah kondusif dengan kesepakatan yang harus dipenuhi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana identitas kultural dan identitas personal ditunjukkan warga keturunan Madura di kota Sampit pasca konflik. Selain itu penelitian juga bertujuan untuk mengetahui bentuk negosiasi identitas warga Madura setelah kembali hidup dikota Sampit. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap informan dari tokoh warga Madura dan tokoh warga lokal yang mengalami peristiwa konflik. Pendekatan Communication Theory of Identity (CTI), Michael Hecht, digunakan sebagai pisau analisis dalam mengetahui identitas yang beragam. Selain itu untuk mendalami peristiwa komunikasi dalam proses negosiasi identitas, peneliti menggunakan pendekatan Face Negotiation Theory (FNT), Stella Ting-Toomey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identitas kultural warga Madura di kota Sampit pasca konflik ditandai dengan adanya pergeseran yang meliputi beberapa aspek penting yaitu bahasa, pakaian, tradisi dan kesenian. Bahasa ditandai dengan tergantikannya bahasa Madura sebagai bahasa pergaulan menjadi bahasa Banjar. Pakaian ditandai dengan hilangnya tradisi pakaian adat pesa’an setelah konflik. Sedangkan tradisi arisan menunjukkan adanya akulturasi budaya dengan budaya lokal. Kesenian, ditandai hilangnya kesenian tradisional Madura pasca konflik. Pergeseran empat aspek identitas kultural menunjukkan dua hal penting yaitu akulturasi dan krisis atas budaya. Hal ini merupakan hasil negosiasi identitas kultural warga keturunan Madura di Kota Sampit. Negosiasi ditentukan identitas personalnya dan dipengaruhi oleh pengalaman konflik dan peran tokoh dari kalangan Madura dan masyarakal lokal.
Kata kunci : identitas kultural, identitas etnis, negosiasi identitas, pasca konflik, komunikasi antar budaya.
Penulis Utama | : | Yesi Yonefendi |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | S231608036 |
Tahun | : | 2019 |
Judul | : | Identitas Komunikasi Masyarakat Pasca Konflik Studi Kasus Kelompok Masyarakat Keturunan Madura di Kota Sampit Pasca Konflik Antar Etnis Tahun 2001 |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - Pascasarjana - 2019 |
Program Studi | : | S-2 Ilmu Komunikasi (Manajemen Komunikasi) |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS-Pascasarjana Prog. Studi Ilmu Komunikasi - S231608036 - 2019 |
Kata Kunci | : | identitas kultural, identitas etnis, negosiasi identitas, pasca konflik, komunikasi antar budaya. |
Jenis Dokumen | : | Tesis |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Prof. Pawito, Ph.D 2. Prof. Dr. Mahendra Wijaya, M.S |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | Lamp unpublish |
Fakultas | : | Sekolah Pascasarjana |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|