×
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis: (i) perbedaan rasio keuangan antara kedua kelompok perusahaan financial distress dan non financial distress; (ii) daya klasifikasi (prediction model) pada masing-masing indikator dan rasio keuangan terpilih sebagai prediktor dalam memprediksi financial distress. Penelitian ini menggunakan data sekunder Bursa Efek Indonesia (BEI) berupa laporan keuangan perusahaan sektor pertambangan yang diperoleh dari www.idx.co.id. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yang menghasilkan 33 perusahaan selama tahun 2009-2015 dengan jumlah observasi sebanyak 231. Penelitian ini menggunakan metode analisis Binary Logit Regression. Hasil empiris menunjukkan bahwa : (i) rasio keuangan yang terdiri dari Return On Asset (ROA), Gross Profit Margin (GPM), Retained Earning to Total Asset (RETA), Current Ratio (CR), Working Capital to Total Asset (WCTA), Asset Turnover (ATO), Debt to Total Asset (DTA), dan Debt to Equity Ratio (DER) dapat digunakan untuk membedakan perusahaan ke dalam kelompok yang mengalami financial distress dan non financial distress. (ii) berdasarkan hasil analisis regresi logistik dengan tingkat signifikansi 5%, model prediksi financial distress dengan indikator Curent Ratio (CR) dan Debt to Total Asset (DTA) memiliki daya klaisifikasi financial distress tinggi sebesar 100% dan 95%. Rasio keuangan yang signifikan memprediksi financial distress yaitu ROA, RETA, ATO, dan DER.
Kata kunci : Financial Distress, Rasio Keuangan, Binary Logit Regression.