×
Budidaya ikan nila merupakan salah satu usaha yang memiliki prospek yang baik. Meskipun demikian, dalam menjalankan usaha budidaya ikan nila harus mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Risiko yang sering dihadapi pembudidaya ikan nila biasanya berasal dari faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal tersebut seperti cuaca yang berubah-ubah, serangan terhadap hama/penyakit dan fluktuasi harga, sedangkan faktor internal seperti teknis budidaya dan penggunaan sarana produksi budididaya ikan nila. Risiko tersebut dapat diminimalisir dengan mengidentifikasi dan menganalisis risiko pada budidaya ikan nila. Analisis risiko yang dilakukan pembudidaya dapat dijadikan sebagai acuan upaya penanganan dalam menghadapi risiko sehingga hasil produksi budidaya ikan nila di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten lebih optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar biaya, penerimaan dan keuntungan, mengetahui besar risiko produksi, risiko harga, dan risiko keuntungan dan mengetahui upaya penanggulangan risiko yang dilakukan oleh pembudidaya ikan nila di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten.
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten. Metode pengambilan lokasi secara purposive dan pengambilan sampel dengan metode Simple Random Sampling. Jenis dan sumber data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, pencatatan, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan meliputi: (1) Analisis biaya, penerimaan dan keuntungan; (2) Analisis risiko dengan nilai koefisien variasi dan batas bawah: (3) Analisis deskripitif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata besarnya biaya yang dikeluarkan oleh pembudidaya ikan nila di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten dalam satu siklus budidaya selama 5 bulan per luas budidaya 217,33 m2 sebesar Rp 80.781.501,47 sedangkan per luas 500 m2 sebesar Rp 211.209.939,41. Rata-rata penerimaan yang diterima per luas budidaya 217,33 m2 sebesar Rp 97.916.766,66 sedangkan per luas 500 m2 sebesar Rp 258.902.090,39. Rata-rata keuntungan yang diperoleh per luas budidaya 217,33 m2 sebesar Rp 17.135.265,19 sedangkan per luas 500 m2 sebesar Rp 47.692.150,97. Produksi yang dihasilkan pembudidaya ikan nila dalam satu siklus selama 5 bulan di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten dikategorikan berisiko untuk per luas budidaya 217,33 m2 sebesar
0,52 sedangkan per luas 500 m2 sebesar 0,51. Harga jual ikan nila dikategorikan tidak berisiko sebesar 0,05. Sementara itu, keuntungan dikategorikan berisiko untuk per luas budidaya 217,33 m2 sebesar 0,62 dengan batas bawah -5.435.503,87 sedangkan per luas 500 m2 sebesar 0,78 dengan batas bawah -26.432.319,85. Hal ini
menunjukkan bahwa pembudidaya menghadapi risiko dalam menjalankan usaha budidaya ikan nila dan harus berani menanggung peluang kerugian sebesar Rp
4.144.056,19 untuk luas budidaya 217,33 m2 dan Rp 26.432.319,85 untuk per luas
500 m2. Upaya yang dilakukan pembudidaya untuk menghadapi risiko produksi yaitu menggunakan kincir air pada kolam, melakukan pengolahan dasar kolam dengan pembersihan dan pengapuran, melakukan pemantauan kualitas air, melakukan pengendalian penyakit, serta melakukan penanganan ikan secara hati-hati. Risiko harga yaitu melakukan pemanenan ikan pada waktu yang bertepatan dengan liburan sekolah dan hari raya Idul Fitri dan menghindari pemanenan saat hari raya Idul Adha.
Risiko keuntungan yaitu penggunaan probiotik yang dicampurkan pada pakan dan melakukan pembukuan usaha budidaya ikan nila