Penulis Utama : Nurlianti Muzni
NIM / NIP : S221508010
×

Konflik  lingkungan  yang  terjadi  antara  masyarakat  Merigi  Sakti dengan  PT.  Citra Buana Seraya (PT.CBS) Kabupaten Bengkulu Tengah  Provinsi Bengkulu dipicu oleh pertentangan. Pertentangan terjadi secara internal dan eksternal yang melibatkan pihak lain seperti pemerintah, LSM, maupun perorangan. Pertentangan yang terjadi secara internal antara masyarakat disebut dialektika internal. Melihat bagaimana perempuan dan laki-laki Merigi Sakti menjaga hubungan mereka saat berbagai paradoksial muncul. Berdasarkan hasil pembahasan, internal dialektika pada konflik pertambangan batubara ini terbagi menjadi tiga bagian. Yaitu; Keterhubungan gerakan penolakan antara perempuan dan laki-laki di Merigi Sakti (connection-autonomy), Menegasikan peran- peran perempuan dalam konflik (certainty-uncertainty), dan Keterbukaan perempuan dan laki-laki Merigi Sakti dalam merespon konflik (opennes-closednes). Pertentangan yang terjadi secara eksternal antara masyarakat dan perusahaan maupun pemerintah disebut dialektika eksternal. Eksternal dialektika terbagi menjadi tiga bagian. Yaitu; Masyarakat  yang tidak dilibatkan pada pra-operasi tambang (inclusion – seclusion), Perbedaan dalam metode pertambangan antara masyarakat dan perusahaan (conventionality–uniqueness), dan Perusahaan yang menyembunyikan proses pertambangan; indikasi kepentingan ekonomi politik (revelation – concealment). Selain itu  terjadi  proses  dialogis  secara  dua  arah,  yaitu  vertikal  dan  horizontal.  Dialogis vertikal menunjukkan dialog antar masyarakat Merigi Sakti yang didalamnya menunjukkan   proses   dialektika   (internal   dialektika).   Sedangkan   untuk   dialogis horizontal menunjukkan proses dialog antar masyarakat Merigi Sakti terhadap pemerintah dan perusahaan yang juga berisi ketegangan (eksternal dialektika). Selain itu terlihat peran-peran dialektis dialogis perempuan Merigi Sakti dalam konflik yang lebih mengarah pada ruang-ruang domestifikasi. Tulisan ini, merupakan penelitian yang dilakukan pada masyarakat Merigi Sakti Kabupaten Bengkulu Tengah dengan mengacu pada  konsep  dialektis  dialogis  yang  dikemukakan  oleh  Baxter  and  Montgomery. Dengan    menggunakan studi kasus sebagai metode penelitian, penelitian ini menunjukkan suatu implikasi teoritis yang  besar terhadap bidang komunikasi untuk mengambil peran lebih dalam penelitian-penelitian konflik sosial yang banyak terjadi di Indonesia.