Anak berkebutuhan khusus dianggap sebagai sosok yang tidak berdaya dan perlu dikasihani. Hal inilah yang menjadikan anak berkebutuhan khusus sering dikucilkan atau termaginalkan dari lingkungan sekitar dan sering menerima perlakuan yang diskriminatif dari orang lain. Sekolah inklusi merupakan salah satu bentuk pemerataan dan bentuk perwujudan pendidikan tanpa diskriminasi dimana anak berkebutuhan khusus dan anak-anak pada umumnya dapat memperoleh pendidikan yang sama. Dalam pendidikan inklusi, anak berkebutuhan khusus mendapat persamaan hak dan kewajiban yang sama dengan peserta didik lainnya. Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang telah melaksanakan sistem pendidikan inklusi sesuai dengan Peraturan Menteri No. 70 Tahun 2009 melalui Peraturan Walikota Surakarta Nomer 25-A Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas sekolah inklusi dalam mewujudkan pendidikan inklusi di SMP N 12 Surakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Validitas data yang digunakan yaitu teknik trianggulasi sumber. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa sekolah inklusi dalam menunjang pendidikan inklusi di Kota Surakarta sudah efektif. Hal tersebut berdasarkan terpenuhinya tujuh dari delapan komponen atau kriteria sekolah inklusi. Dari penelitian yang dilakukan di SMP N 12 Surakarta, dapat diketahui sekolah tersebut memiliki 11 siswa berkebutuhan khusus. Kurikulum yang digunakan dimodifikasi sesuai kebutuhan siswa berkebutuhan khusus. Selain itu terdapat guru pendamping khusus yang mendampingi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dan manajemen sekolah sama seperti sekolah reguler lainnya, namun tetap mengakomodasi siswa berkebutuhan khusus. Penilaian hasil belajar siswa dibedakan untuk siswa down syndrome, untuk  yang lainnya sama dan mereka berhak dan wajib mengikuti UNBK untuk mendapatkan ijazah. Selama ini belum ada penghargaan maupun sanksi yang diberikan bagi sekolah-sekolah inklusi yang ada di Kota Surakarta. Masyarakat menyambut baik dengan adanya sekolah inklusi ini. Melalui kerjasama antara Dinas Pendidikan dengan instansi-instansi terkait diharapkan dapat semakin mengembangkan program ini karena hal ini dapat terwujud apabila adanya kerjasama dari berbagai pihak baik masyarakat, sekolah dan pemerintah.

Kata kunci : Efektivitas, Sekolah Inklusi, Pendidikan Inklusi