Kondisi beberapa satwa yang terancam punah menjadi alasan penciptaan artwear pada tugas akhir pengkaryaan kali ini. Pengkaryaan ini menggunakan pendekatan metode penciptaan karya kriya oleh Gustami yaitu melalui tiga tahap inti yakni eksplorasi, perancangan dan perwujudan karya kemudian dievaluasi melalui pameran yang bertajuk Patati-Patata pada 11-12 Januari 2020 di Pucon Café Purwokerto.</p>

Hasil penciptaan berupa artwear sebagai karya seni tekstil dibuat dengan bahan tekstil yaitu kain tile, organdi, oscar, sifon, satin dengan teknik jahit manual dan mesin. Mengambil sumber ide dari satwa ikan tuna sirip biru, harimau sumatera dan burung po’ouli lalu dimanusiakan sebagai makhluk mitologis versi perupa. Penyajian artwear ini dapat dengan mengunakan manekin maupun peraga.</p>

Perwujudan karya dapat menjadi bentuk ekspresi, branding diri sekaligus kampanye kepedulian terhadap satwa terancam punah. Terwujudnya pengkaryaan ini dapat menyampaikan keprihatinan tentang kondisi satwa terancam punah dengan memberi gambaran tentang masa depan dimana satwa-satwa tersebut punah dan menjadi makhluk mitologis yang fantasi atau imajinatif versi perupa agar lebih menarik, unik dan dapat mengekspresikan gagasan sekaligus menjadi salah satu kampanye kepedulian satwa terancam punah.</p>

Kata kunci : artwear, satwa terancam punah, kampanye kepedulian satwa</p>