Telur merupakan salah satu bahan pangan yang mengandung gizi tinggi dan merupakan sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Peningkatan kualitas telur sebagai pangan fungsional dapat dilakukan dengan memodifikasi bahan pakan dalam ransum. Salah satu modifikasi pakan yang dapat diterapkan dan diharapkan dapat memberikan nilai tambah pada produk telur yaitu dengan penggunaan pakan fungsional. Penggunaan pakan fungsional antara lain dapat dilakukan dengan penambahan suplemen asam lemak omega-3 kedalam pakan ayam petelur untuk menghasilkan telur kaya asam lemak omega-3. Sumber asam lemak omega-3 pada pakan dapat berasal dari laut yaitu, tepung ikan dan minyak ikan atau dari sumber tanaman kaya asam lemak omega-3. Bahan pakan hayati yang mengandung asam lemak omega-3 tinggi dan dapat ditambahkan dalam ransum ayam petelur antara lain adalah flaxseed, hempseed, chiaseed atau miyak tumbuhan seperti canola oil dan flaxseed oil. Tanaman lain yang dapat menjadi sumber asam lemak omega-3 dan banyak dijumpai di Indonesia adalah tanaman purslane (Portulaca oleraceae). Kandungan nutrisi yang terdapat di dalam tanaman purslane antara lain asam lemak omega-3, ?-carotene, folic acid, vitamin C, kalium, kalsium, dan anti oksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh peningkatan level penambahan tepung tanaman purslane (Portulaca oleraceae) sampai level 8% pada pakan ayam petelur coklat terhadap kualitas fisik interior telur.
Penelitian ini dilaksanakan pada Mei sampai Agustus 2016. Tahap pemeliharaan ayam petelur dilaksanakan di kandang penelitian yang terletak di Desa Yapah, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta dan tahap pengujian kualitas fisik interior telur dilaksanakan di Laboratorium Industri Pengolahan Hasil Ternak, Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Materi penelitian yang digunakan adalah ayam petelur Hy-line Brown sebanyak 150 ekor umur 54 minggu dengan bobot rata-rata 1,685 ± 0,76 kg diberi pakan perlakuan selama 35 hari dan masa adaptasi pakan selama 7 hari. Penelitian ini mengunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak lima kali dengan menggunakan lima ekor ayam.
Lima perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah P0 = Ransum mengandung 0% tepung purslane; P1 = Ransum mengandung 2% tepung purslane; P2 = Ransum mengandung 4% tepung purslane; P3 = Ransum mengandung 6% tepung purslane; P4 = Ransum mengandung 8% tepung purslane. Sejumlah 25 telur, 5 telur dari setiap perlakuan pakan pada hari ke-33, 34 dan 35, dikumpulkan untuk dilakukan pengujian kualitas fisik interior telur. Data yang sudah diambil dianalisis variansi dan apabila terdapat pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan uji beda Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). 
Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa suplementasi tepung purslane sampai level 8% sebagai sumber asam lemak omega-3 tidak berpengaruh terhadap kualitas fisik interior telur yang meliputi bobot putih telur, indeks putih telur, indeks kuning telur, dan Haugh Unit, akan tetapi berpengaruh terhadap warna kuning telur dan bobot kuning telur. Intensitas warna kuning telur tertinggi dicapai pada pemberian tepung purslane pada level 8%. Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah suplementasi level tepung purslane dalam ransum ayam petelur coklat sampai level 8% tidak menurunkan kualitas fisik interior telur dan mampu meningkatkan warna kuning telur dan bobot kuning telur