×
Tujuan Penelitian untuk mengetahui (1) manakah yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik antara pembelajaran dengan model pembelajaran Kuantum dan Discovery Learning, (2) manakah yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik antara siswa dengan motivasi belajar matematika tinggi atau sedang, tinggi atau rendah, maupun sedang atau rendah, (3) pada masing-masing model pembelajaran, manakah yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik antara siswa dengan motivasi belajar tinggi atau sedang, tinggi atau rendah, maupun sedang atau rendah,(4) pada masing-masing tingkat motivasi belajar matematika, manakah yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik antara model pembelajaran kuantum dan model Discovery Learning pada materi Aturan Sinus, Kosinus dan Luas Segitiga.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMA Negeri 5 Surakarta kelas X IPS semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Sampel yang digunakan yaitu 2 kelas dengan jumlah total siswa kedua kelas tersebut adalah 60 siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara sampling random kluster. Uji coba instrumen dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi untuk mengumpulkan data nilai UAS matematika wajib, metode angket untuk data motivasi belajar matematika siswa dan metode tes untuk data prestasi belajar matematika siswa pada materi Aturan Sinus, Kosinus dan Luas Segitiga. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, dilanjutkan uji lanjut pasca anava yaitu uji komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe. Sebagai persyaratan analisis, populasi berdistribusi normal menggunakan uji Lilliefors dan populasi mempunyai variansi yang sama (homogen) menggunakan metode Bartlett.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) model pembelajaran Kuantum memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model Discovery Learning, (2) siswa dengan motivasi belajar matematika tinggi memiliki prestasi belajar yang sama baiknya dengan siswa motivasi belajar matematika sedang maupun rendah, (3) pada masing-masing model pembelajaran, siswa dengan motivasi belajar matematika tinggi menghasilkan prestasi belajar yang sama baiknya dengan siswa dengan motivasi belajar matematika sedang maupun rendah, (4) Pada masing-masing motivasi belajar matematika, pembelajaran dengan model pembelajaran Kuantum menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan model Discovery Learning pada materi Aturan Sinus, Kosinus dan Luas Segitiga.