×
Daun cengkeh merupakan salah satu bahan alam yang dipercaya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan sehingga banyak digunakan sebagai pengobatan alternatif. Akan tetapi ekstrak daun cengkeh memiliki kelarutan yang rendah dan berakibat pada bioavailabilitas oral yang kurang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi kelarutan ekstrak daun cengkeh dengan dibuat dalam sediaan Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS). Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimental dilakukan dengan mengekstraksi daun cengkeh dengan metode maserasi menggunakan pelarut kloroform. Tween 80 dan PEG 400 yang digunakan dalam formulasi SNEDDS ekstrak kloroform daun cengkeh ditentukan dengan metode simplex lattice design. Respon yang diuji terhadap 8 formula yaitu tingkat kejernihan emulsi yang diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV/VIS pada panjang gelombang 650 nm, waktu emulsifikasi dalam cairan lambung buatan (AGF) serta Air dan stabilitas SNEDDS. Optimasi dilakukan dengan menganalisis respon kejernihan dan waktu emulsifikasi dengan menggunakan software Design Expert. Hasil optimasi kemudian dikarakterisasi diameter dan distribusi ukuran dropletnya setelah diemulsifikasikan. Jumlah ekstrak maksimum yang dapat dimasukkan dalam sistem juga diuji pada formula SNEDDS optimum. SNEDDS ekstrak kloroform daun cengkeh menghasilkan emulsi yang homogen dan jernih (kejernihan sebesar 91,862%) dengan waktu emulsifikasi 6 detik dalam cairan lambung buatan (AGF) dan 12 detik dalam Air serta SNEDDS stabil dalam suhu ruang. Komposisi optimum SNEDDS Ekstrak Kloroform Daun Cengkeh terdiri dari 14,3% minyak kemiri, 83,3% Tween 80 dan 16,7% PEG 400 yang dapat meloading 150 mg ekstrak kloroform daun cengkeh per gram sistemnya. SNEDDS ekstrak kloroform daun cengkeh menghasilkan emulsi berdiameter 17,8 nm dengan distribusi ukuran droplet yang seragam (PI = 0,161).
Kata kunci : Ekstrak kloroform daun cengkeh, PEG 400, Tween 80, SNEDDS