Penulis Utama | : | Riski Ramadani R |
NIM / NIP | : | H0510061 |
Abstrak
Sapi peranakan ongole (PO) membutuhkan pakan untuk pertumbuhannya. Pakan yang dikonsumsi mengandung berbagai nutrien diantaranya adalah protein. Protein di dalam rumen akan mengalami proses ferrnentasi oleh mikrobia rumen. Salah satu hasil dari ferrnentasi rumen adalah volatile fatty acid (VFA) yang terdiri dari asam asetat, asam propionat dan asam butirat. Sapi PO mencukupi kebutuhan protein dari mikrobia rumen dan protein by pass. Protein yang diberikan harus mempertirnbangkan bahwa protein ada yang tahan terhadap degradasi dan ada yang tidak tahan terhadap degradasi rumen. Sumber protein terdiri dari sumber protein nabati dan sumber protein hewani. Menir kedelai merupakan salah satu bahan pakan sumber protein nabati. Menir kedelai merupakan sisa pengambilan biji kedelai yang berukuran kecil yang mengandung protein di atas 35%. Menir kedelai merupakan bahan pakan dengan protein yang berkualitas tinggi. Perlindungan pada protein berkualitas tinggi bertujuan untuk mengurangi degradasi protein oleh mikrobia sehingga protein dapat terserap di dalam usus halus. Salah satu cara untuk memperkecil degradasi protein di dalam rumen adalah dengan penambahan bahan kirnia seperti formaldehide. Prinsip dasar dari perlaknan protein denganformaldehide adalah membentuk ikatan kirnia dengan protein yang bersifat stabil pada pH netral seperti pH rumen tetapi menjadi Jabil pada pH asam seperti pada abomasum. Protein dari menir kedelai yang lolos terdegradasi akan diserap di abomasum dan intestinum.
Penelitian ini dilakukan secara in vitro menggunakan cairan rumen dari sapi PO betina berfistula. Sapi berjumlah 3 ekor dengan bobot rata-rata 303,66 ± 1,52 kg. Penelitian ini menggunakan desain rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan dengan masing-masing ulangan dilakukan secara duplo. Perlakuan yang diberikan yaitu taraf menir kedelai terproteksi sebanyak 0%; 7,5% dan 15%. Peubah yang diamati yaitu kecemaan bahan kering (KcBK), aktivitas carboxymethil cellulase (CMCase), jumlah protozoa dan volatile fatty acid (VFA). Proses fermentasi dilakukan selama 48 jam. Setelah fermentasi selesai, bahan pakan residu digunakan untuk pengujian kecemaan bahan kering serta cairan hasil fermentasi digunakan untuk pengujian CMCase, jumlah protozoa dan produksi VFA total.
Hasil analisis variansi menunjukan bahwa menir kedelai terproteksi berpengaruh nyata (P<0>0,05) terhadap CMCase, jumlah protozoa dan VFA. Rata-rata KcBK hasil fermentasi adalah 47,75; 38,85 dan 29,57 %. CMCase masing-masing perlakuan sebesar 5,97; 6,64 dan 5,41 U/g. Jumlah protozoa masing masing perlakuan sebesar 27,33 x 103; 21,80 x 103 dan 31,03 x 103. Produksi VFA total sebesar
59,09; 54,00 dan 43,48 mM.
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah penggunaan menir kedelai terproteksi pada ransum sebanyak 7,5% memperbaiki parameter pencemaan fraksi serat ditinjau dari nilai kecernaan bahan kering, CMCase, jumlah protozoa dan produksi VFA total.
Kata Kunci : CMCase, Kecemaan Bahan Kering, In Vitro, Menir Kedelai, Proteksi, Protozoa, VFA
Penulis Utama | : | Riski Ramadani R |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | H0510061 |
Tahun | : | 2014 |
Judul | : | Evaluasi Menir Kedelai Terproteksi pada Ransum Ditinjau dari Parameter Pencernaan Fraksi Serat secara in Vitro |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - Fak. Pertanian - 2014 |
Program Studi | : | S-1 Produksi Ternak |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS-Fak. Pertanian Jur. Peternakan-H0510061-2014 |
Kata Kunci | : | |
Jenis Dokumen | : | Skripsi |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Ir. Joko Riyanto, M.P. 2. Ir. Susi Dwi Widyawati, M.S. |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | |
Fakultas | : | Fak. Pertanian |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|