×
Tan Malaka, bukalah sosok yang asing lagi di dalam perhelatan revolusi Indonesia, pemikirannya serta gaya revolusinya berlandaskan pada apa yang dia pelajari selama hidupnya, rasionalitas serta empirisme menjadi landasan berfikirnya. Salah satu ketua Partai Komunis Indonesia yang kerapkali berlawanan arus dengan anggota elite politik partai, hingga kongres besar komunispun tak luput dari kritikan Tan Malaka. Berawal dari pemberontakan 1926 hingga konsepsi eloborasi komunisme dengan Pan-Islamisme untuk mengusir kaum imperialis, membuat Tan Malaka tak heran dikatakan sebagai penghianat partai oleh kalangan komunis khususnya di Indonesia. Jauh dari pemahaman tentang komunisme ala Tan Malaka yang terpenting dalam cita-citanya adalah menutup buku harian kaum imperialisme yang bertumpu pada kesadaran masyarakat untuk berjuang merebut kemerdekaan Indonesia, inilah yang disebut dengan merdeka 100%. Tentu, perlu adanya pemahaman akan kekuatan dalam diri masyarakat yang berindikasi terhadap kesadaran masyarakat untuk berfikir secara logis, dan dialektik, dengan demikian masyarakat akan terhindar dari paradigma mistik yang telah berakar rumput pada masyarakat Indonesia.
Adapun jenis penelitan yang digunakan adalah penelitan kualitatif dengan metode deskriptif, karena penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan jawaban yang terkait dengan persepsi, serta pendapat sehingga memerlukan pembahasan yang terperinci secara kualitatif berdasarkan pada karya Tan Malaka. Dalam menganalisis data, menggunakan pendekatan Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dalam mengukur keabsahan data, peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk mengecek ulang data yang telah ditemukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemikiran komunisme Tan Malaka tertulis di dalam kariayanya yaitu Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika). Cara pandang Madilog adalah elaborasi pemikiran filsafat Marx yang dikontekstualisasikan pada konteks keindonesiaan yang pada waktu itu masih diselimuti paradigma magis. Kehadiran Madilog menjadi jalan keluar untuk berfikir dengan ilmiah dan penyelidiakan yang mendalam guna mendapat sebuah jawaban akhir, tujuannya bukan pada hasil penemuan tetapi pada cara berfikir untuk dapat sampai pada jawaban. Keberhasilan Tan Malaka di dalam pemikiran komunismenya tidak lepas dari perkembangan masa kehidupan Tan Malaka. Periode pertama saat Tan Malaka berada di Minangkabau yang menjadi titik tumpu terbentuknya habitus dalam konsepsi Pierre Bourdieu. Kurtur Minangkabau dan kuatnya ajaran Islam sebagai landasan berfikir saat melangkah, hingga pada pemikiran komunisme di dalam Madilog. Kedua, saat Tan Malaka berada di Belanda. Masa ini sebagai masa pengukuhan habitus baru Tan Malaka pada ranah praktek dan perkembangan keilmuanya, sehingga melahirkan tiga cara berfikir di dalam revolusi sosial, revolusi ekonomi dan revolusi pendidikan, inilah praktik yang dihasilkan dari akumulasi habitus Tan Malaka dalam konsepsi Pierre Bourdie untuk melihat sebuah praktik sosial.
Kata kunci: Tan Malaka, Pemikiran Komunisme, Habitus Baru