Latar Belakang: FSH salah satu hormon prediktor cadangan ovarium. Ovarium merupakan organ penting pada wanita untuk menghasilkan hormon reproduksi. Kerusakan ovarium menyebabkan suatu keadaan menopause dan infertilitas. Gejala  menopause menganggu kualitas hidup seorang wanita dalam menjalankan kehidupannya. Autotransplantasi ovarium merupakan terapi pilihan untuk mengatasi gejala late menopause.
Metode: Penelitian eksperimental analitik pada 27 tikus Wistar (Rattus novergicus) dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok 1 (K1) atau kontrol. Kelompok 2 (K2) dilakukan bilateral ooforektomi tanpa autotransplantasi. Kelompok 3 (K3) dilakukan bilateral ooforektomi dengan autotransplantasi. Pengukuran kadar FSH dilakukan pada hari pertama, hari ke-28 (empat minggu setelah bilateral ooforektomi, pada masa late menopause) dan hari ke-56 (empat minggu setelah autotransplantasi). Pengukuran kadar FSH menggunakan ELISA. Analisis data menggunakan ANOVA dan Post Hoc test.
Hasil: Rerata kadar FSH yang diukur pada hari ke-56 pada K1 = 63,400 ng/mL, pada K2 = 78,416 ng/mL dan pada K3 = 31,991 ng/mL. Terdapat perbedaan signifikan antara K1 dan K2 (p=0,000), K1 dan K3 (p= 0,000), dan antara K2 dan K3 (p=0,000).
Kesimpulan: Terdapat pengaruh autotransplantasi ovarium terhadap kadar FSH pada tikus Wistar model late menopause.
Kata Kunci: Autotransplantasi, Kadar FSH, Late menopause